Bertahun-Tahun Rugi, Bakrie & Brothers Akhirnya Laba Rp 850 M di 2019
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang 2019 lalu setelah di tahun-tahun sebelumnya mengalami kerugian. Tahun lalu, perusahaan kantongi laba bersih Rp 850 miliar, sedangkan 2018 masih mencatatkan kerugian Rp 1,25 triliun.
"Tentu ini menggembirakan,” ujar Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie di Jakarta dalam konferensi video, Senin (30/3).
Meski mengantongi laba bersih, perusahaan sebenarnya mengalami penurunan pendapatan pada tahun lalu sebesar 3,14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2019, pendapatan BNBR senilai Rp 3,23 triliun, sedangkan tahun sebelumnya senilai Rp 3,34 triliun.
(Baca: Perusahaan Grup Bakrie Produksi Emas Murni Pertama dari Tambang Poboya)
Penurunan pendapatan tersebut disebabkan bisnis perusahaan di sektor pabrikasi dan konstruksi turun 32% secara tahunan menjadi Rp 363 miliar. Termasuk bisnis perdagangan, jasa, dan investasi yang turun hingga 33% menjadi Rp 81,2 miliar.
Padahal, bisnis utamanya perusahaan dari sektor infrastruktur dan manufaktur, mengalami kenaikan 4,2% dari 2,67 triliun pada dua tahun lalu menjadi Rp 2,79 triliun pada 2019. Penurunan total pendapatan tahun lalu, diakui Anindya karena ada transisi jajaran kabinet sehingga banyak proyek yang menunggu.
Salah satu yang membuat perusahaan dapat mengantongi laba bersih pada tahun lalu, karena beban usaha yang yang mampu ditekan. Tercatat, total beban usaha perusahaan tahun lalu senilai Rp 540,58 miliar, turun 8,6% dari sebelumnya yang senilai Rp 591,41 miliar."Kami berhasil mencatat efisiensi pada beban operasional dan beban finansial lainnya," kata dia.
(Baca: Empat Tahun Terus Merugi, Bakrie & Brothers Panen Untung Tahun Ini)
Anak sulung Aburizal Bakrie tersebut menambahkan, penyebab lainnya perusahaan bisa mengantongi laba bersih karena mampu merestrukturisasi utang-utangnya. Beban bunga dan keuangan karena utang turun hingga 50% dari yang sebelumnya Rp 349,9 miliar menjadi Rp 175,1 miliar pada tahun lalu.
"Secara bertahap, kinerja BNBR berhasil kami perbaiki dan tingkatkan. Beban utang secara konsisten terus berkurang dan nilai aset meningkat,” kata Anindya.
Perusahaan sebenarnya pernah mengantongi laba bersih, hanya saja terakhir perusahaan membukukan keuntungan pada 2014 silam. Kala itu, perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp 149,5 miliar.
(Baca: Setelah Rugi, Emiten Grup Bakrie Ini Akhirnya Cetak Untung Rp 14 M)
Anindya yakin, BNBR bakal terus mencatatkan kinerja yang lebih baik ke depan dengan dukungan sejumlah proyek strategis. Beberapa di antaranya, seperti proyek pembangunan pembangkit listrik Tanjung Jati, proyek pipanisasi gas di Kalimantan, pembangunan jalan tol, dan proyek pengembangan bus listrik.
Selain itu, perusahaan juga memperbaiki kinerja keuangan dengan efisiensi besar-besaran di tingkat operasional anak-anak usaha. Hal itu, termasuk dengan melakukan restrukturisasi utang dan menekan beban biaya yang sudah mulai berefek pada kinerja tahun lalu.