Bumi Resources Minerals Jual Emas ke Antam dan Pegadaian Tahun Depan
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akan memasarkan produk emas dari hasil tambang di Poboya, Sulawasi Tengah ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Pegadaian, dan diekspor. Logam mulia itu rencananya resmi dijual pada tahun depan.
Direktur dan Investor Relations BRMS Herwin Hidayat menjelaskan, bijih emas diolah terlebih dulu di pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) milik Antam di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Setelah itu, baru menjadi dore bullion atau batangan logam yang mengandung campuran emas dan perak.
Produk pun siap untuk dijual. "Kalau sudah jadi emas batangan bisa dijual ke domestik misalnya Antam atau Pegadaian, dan boleh diekspor oleh pemerintah," kata Herwin di Jakarta, Rabu (6/11).
Tambang emas Poboya dikelola oleh anak usaha BRMS yaitu PT Citra Palu Mineral (CPM). Rencananya CPM akan mulai uji produksi pada kuartal IV tahun ini.
(Baca: Bumi Resources Minerals Mulai Uji Produksi Tambang Emas di Sulteng)
Pada awal uji coba, perusahaan berharap bisa memproduksi sekitar 100 ribu ton bijih emas. Pada tahun berikutnya, target produksi ditingkatkan menjadi 180 ribu ton bijih emas.
CPM memiliki konsesi pertambangan seluas 85.180 hektar, di antaranya Blok IV Anggasan, Blok V Moutong, Blok VI Roto, Blok I Poboya, dan Blok II Winehi. Total cadangan bijih emas yang dihasilkan yakni 3,9 juta ton.
Studi kelayakan proyek tambang emas tersebut telah disetujui oleh pemerintah pada 2017 lalu. Izin konstruksi dan produksi pun sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada November 2017, dengan masa konstruksi tiga tahun dan periode produksi 30 tahun.
(Baca: Bangun Smelter, Bumi Resources Jajaki Kerja Sama dengan Freeport )
Saat ini persiapan produksi mencapai 87%. Perusahaan menargetkan seluruh peralatan tambang siap bulan ini. "Kami dapat peralatan utama dari Tiongkok. Nanti dari lumpur emas akan diproses melalui fasilitas pemrosesan," kata Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata.
BRMS juga memiliki proyek tambang seng di Sumatera Utara yang dioperasikan melalui anak usaha perseroan, PT Dairi Prima Mineral (DPM), yang ditarget berproduksi pada 2021. Perusahaan memperoleh izin produksi proyek tambang pada akhir 2017. Izin produksinya selama 30 tahun dan tiga tahun konstruksi.
Perusahaan pun mempunyai proyek tembaga dan emas di Gorontalo, melalui PT Gorontalo Minerals (GMO). Tambang ini diproyeksi berproduksi pada 2022. Sebab, izin konstruksi dan produksi tambang baru diperoleh pada September 2019. Izin masa konstruksinya tiga tahun, dan masa produksi 30 tahun.
(Baca: Bumi Resources Targetkan Produksi Emas di Sulawesi Tengah Tahun Depan)