Transformasi ke Digital, BCA Bakal Suntik Modal Bank Royal Rp 700 M
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dikabarkan bakal menyuntik modal senilai Rp 700 miliar ke Bank Royal. Ini dilakukan sejalan dengan rencana BCA yang ingin menjadikan perusahaan itu sebagai bank digital dari sebelumnya hanya menyalurkan kredit ke usaha kecil menengah (UKM).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, untuk menjadi bank digital, perusahaan harus masuk ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 2.
Untuk itu, Bank Royal perlu meningkatkan modal intinya menjadi Rp 1 triliun. Sementara berdasarkan laporan keuangan, hingga September 2019 perusahaan ini masih memiliki modal inti sebesar Rp 319,71 miliar atau masih masuk dalam kategori BUKU 1.
(Baca: Usai Akuisisi Bank Royal, BCA Masih Bidik Satu Bank Lagi)
Sehingga, BCA harus menyuntikkan tambahan modal untuk menyiapkan Bank Royal masuk BUKU 2 dan platform digital."Ini yang akan kita siapkan," katanya ditemui di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (6/11).
Terkait proses transformasi tersebut, Jahja mengatakan pada awal tahun depan atau Juni 2020 Bank Royal bakal melakukan trial digital operator.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyetujui dan akta akusisi BCA terhadap Bank Royal.
Bank swasta terbesar ini menggelontorkan dana hampir Rp 1 triliun untuk mengambil alih seluruh saham Bank Royal dari keluarga Soemedi yang juga merupakan pemilik pabrik baja PT Master Steel Mfg dan PT Pulogadung Steel.
(Baca: Ini Profil Bank Royal yang Diakusisi BCA Hampir Rp 1 Triliun)
Keluarga Soemadi memiliki saham Bank Royal melalui PT Royalindo Investa Wijaya sebesar 82,70%, kemudian Leslie Soemedi menguasai 5,71% saham. Adapun Ibrahim Sumedi, Herman Soemedi, dan Ko Sugiarto masing-masing menguasai 2,94% saham, dan Nevin Soemedi menguasai 2,77% saham.
Setelah akta akuisisi diteken, BCA menguasai 99,99% saham Bank Royal, sedangkan 0,01% dimiliki oleh PT BCA Finance.