Analis: Ditopang Suporter, Saham Bali United Banyak Peminat

Dimas Jarot Bayu
15 Juni 2019, 16:36
bali united ipo, bali united go public, saham, piter tanuri
ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Pesepak bola Bali United Irfan Bachdim (kiri), Wawan Hendrawan (kedua kiri), Andhika Wijaya (tengah), Samuel Reimas (kedua kanan) dan Fadhil Sausu berpose mengenakan jersey terbaru saat Peluncuran Tim Bali United di kawasan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (16/3/2019). Bali United bakal melantai di pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO) pada Senin, 17 Juni 2019.

PT Bali Bintang Sejahtera yang menaungi klub sepak bola Bali United bakal melantai di pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO) pada Senin, 17 Juni 2019. Mereka telah melangsungkan penawaran sebanyak dua miliar lembar atau 33,33% saham ke publik dengan harga Rp 155-Rp 175 per saham.

Klub sepak bola pertama di Asia Tenggara yang bakal melangsungkan IPO tersebut diketahui cukup diminati oleh para investor. Bahkan, saham Bali United tercatat mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.

Senior Manager Research Analyst Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai saham Bali United begitu diminati lantaran memiliki basis suporter yang cukup besar. Hal ini terlihat dari peminat saham klub sepak bola yang dibintangi Irfan Bachdim itu sebagian besar berasal dari suporter.

"Suporter juga turut ambil bagian dalam IPO ini, sebagai salah satu peminat terbesar. Masyarakat Bali dan Gianyar pada khususnya juga punya antusiasme yang tinggi," kata Robertus ketika dihubungi Katadata, Sabtu (15/6).

Menurut Robertus, tingginya minat para suporter membeli saham Bali United tak lepas dari gencarnya sosialisasi manajemen klub kepada mereka. Bahkan, saat ini suporter Bali United yang dijuluki Semeton Dewata sudah memiliki rekening efek atau rekening dana nasabah.

"Kalau dulu sekolah pasar modal baru menjangkau kampus-kampus, sekarang suporter bola sudah menjadi salah satu basis investor baru," kata Robertus.

(Baca: Melantai di Bursa, Bali United Berpotensi Meraih Dana hingga Rp 350 M)

Tingginya permintaan saham Bali United juga disebabkan harganya yang jauh lebih murah ketimbang tiket pertandingan atau aksesoris klub. Hal tersebut dianggap sebagai sesuatu yang cukup menarik bagi para suporter.

Di sisi lain, para investor melihat sepak bola Indonesia memiliki potensi besar untuk bertumbuh lebih baik sebagai industri sportainment. Hal ini pun seiring dengan pertumbuhan industri penyiaran dan hiburan dalam negeri.

Pasalnya, Robertus menyebut hampir 90% pendapatan klub sepak bola sekarang ini berasal dari iklan, sponsor, dan hak siar. Dia pun menilai prospek bagi klub sepak bola untuk melantai di bursa ke depannya akan semakin baik.

"Tentu ke depannya sepakbola dalam negeri juga bisa bertumbuh seiring dengan pertumbuhan industri penyiaran dan hiburan," ujar Robertus.

(Baca: Makin Serius Merumput di Pasar Modal, Bali United Gelar Mini Expose)

Dalam siaran resminya April lalu, Bali Bintang Sejahtera bakal menggunakan sekitar 19,1 % dari hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Lalu sekitar 20,4 % untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak. Sedangkan sisanya 60,5 % dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.

Sehubungan dengan rencana go public tersebut, CEO Bali United, Yabes Tanuri menyampaikan, selama ini pihaknya selalu ditanyakan agar lebih transparan, sehingga semuanya bisa menjadi lebih dekat. "Karena itu, kami merencanakan Bali United untuk go public," kata Yabes. 

Yabes percaya, dengan melakukan go public, maka masyarakat bisa menjadi pemegang saham Bali United. "Kita bisa menjadi sebuah keluarga yang saling memiliki. Kita bangga mengawal, bangga bisa bersama, dan juga bangga bisa memiliki," ujarnya.

Sebagai informasi, klub sepak bola yang bermarkas di Gianyar, Bali, saat ini memegang hak untuk mengelola Stadion Kapten I Wayan Dipta sampai 2023. Stadion tersebut memiliki kapasitas penonton sekitar 25 ribu orang.

(Baca: Pertama Kali, Bali United dan Persija akan IPO di Bursa Tahun Ini)

Bali Bintang Sejahtera pun memiliki beberapa entitas anak, yaitu PT Bali Boga Sejahtera yang beroperasi di bidang pengelola café/restoran; PT Kreasi Karya Bangsa yang beroperasi di bidang agensi olahraga; PT Radio Swara Bukit Bali Indah yang beroperasi di bidang radio siaran swasta; dan PT IOG Indonesia Sejahtera yang beroperasi di bidang e-sports.

Dengan beberapa entitas anak tersebut, mereka memiliki sumber pendapatan yang beragam, baik dari tiket, hak siar TV, sponsor, penjualan souvenir melalui merchandise store, penjualan makanan dan minuman melalui café, playland, akademi, media, marketing agency, dan e-sports.

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...