Hasil Hitung Cepat Memenangkan Jokowi, IHSG Meroket ke Level 6.636,36
Indeks harga saham gabungan (IHSG) melesat naik 87,30 poin atau 1,35 % ke posisi 6.568,85 pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (18/4). Sejumlah analis pasar modal menilai euforia gelaran Pilpres 2019 dan Pemilu menjadi sentimen yang menggerakkan IHSG hari ini ke arah yang positif.
Setelah pembukaan, IHSG memperkuat laju kenaikannya hingga menembus level 6.636,36 atau menguat 2,39 %. Meski belum diketahui secara pasti siapa pemenang Pemilu dan Pilpres, pasar telah merespon positif hasil hitung cepat Pilpres yang dirilis sejumlah lembaga survei yang menunjukkan keunggulan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dibandingkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya mengatakan bahwa siapa pun pemenang dari pemilu, pasar modal, baik saham dan obligasi, diperkirakan bakal bergerak menguat hari ini.
Meskipun ada kemungkinan total transaksi dan frekuensi turun akibat banyaknya libur pekan ini. "Namun, seharusnya tidak menyurutkan antusiasme pasar sebelum pada akhirnya pudar," ujar Nico dalam risetnya yang diterima Katadata.co.id hari ini.
(Baca: Hasil Quick Count Sesuai Harapan Pasar, Obligasi Jadi Incaran Investor)
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya juga memperkirakan IHSG hari ini akan menguat seiring dengan hasil hitung cepat yang memenangkan sang petahana berikut dengan partai yang mengusungnya, PDIP yang unggul dalam pemilihan legislatif.
"IHSG akan menguat hari ini karena Jokowi sebagai petahana nampaknya akan kembali memenangkan Pilpres walaupun kubu Prabowo mengindikasikan akan menggugat hasil akhir Pilpres," ujar Hariyanto.
Sementara itu analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, kemenangan Jokowi dalam hitung cepat akan berpengaruh positif. Terutama hal itu pada saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat dalam pasar modal.
"Pengaruhnya (Pilpres) positif, paling besar ke saham-saham BUMN," ujar William kepada Katadata.co.id melalui pesan singkat. "Karena program Jokowi melanjutkan pembangunan sangat mendukung untuk masa depan emiten-emiten ini."
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi sempat mengutarakan, tak ada dampak memanasnya kontestasi politik terhadap indeks saham. “Masyarakat sudah mengerti indeks, mana hal yang mempengaruhi dan mana yang tidak,” ujarnya.
(Baca: Sri Mulyani: Dunia Berharap RI Lanjutkan Kemajuan Ekonomi Usai Pemilu)
Inarno menceritakan, kilas balik Pilpres pada tahun-tahun sebelumnya pun tak didapati koreksi pada IHSG. Sebagai contoh, pada 2004 indeks di level 1.000,23 atau tumbuh 44,56% terhadap setahun sebelumnya yang hanya di level 691,90.
Selanjutnya pada 2009, IHSG tercatat menguat 86,98% ke level 2.534,36 setelah pada 2008 ada di level 1.355,41. Pada tahun politik 2014, indeks saham naik 22,29% menjadi 5.226,95 dari tahun sebelumnya 4.274,18.
Khusus 2008, IHSG tercatat sempat merosot 50,64% menjadi level 1.355,41 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Chart-nya hijau pada pemilu 2004, 2009, dan 2014. Merah di 2008 itu karena krisis finansial secara global," kata Inarno.
Hingga berita ini ditulis, laju penguatan IHSG terpantau telah mereda. IHSG bergerak di level 6.530,99 atau naik 0,76%. Sebanyak 203 saham bergerak positif, 127 saham negatif, dan 117 saham stagnan.
Investor asing turut merespon positif hasil hitung cepat Pilpres. Dana asing yang mengalir masuk ke pasar modal pagi ini telah menyentuh Rp 1,20 triliun dari pembelian bersih saham investor asing di pasar reguler Rp 1,22 triliun dan jual bersih di pasar negosiasi/tunai Rp 23,63 miliar.
(Baca: INDEF: Apapun Hasil Pilpres 2019, Investor Asing Tetap Lirik Indonesia)