IHSG Berpotensi Menguat Ditopang Industri Otomotif
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif pada minggu lalu dengan ditutup di level 6.461, menguat 1,22% dibandingkan akhir minggu sebelumnya. IHSG berpotensi kembali menguat minggu ini, di antaranya ditopang oleh saham industri otomotif.
Pada perdagangan Senin (18/3) ini, IHSG diprediksi masih akan menunjukkan kinerja positif. Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG bakal bergerak di rentang 6.336-6.498. "Hari ini IHSG berpotensi naik," kata William kepada katadata.co.id, Minggu (17/3).
Menurut dia, ada beberapa hal yang mampu membuat IHSG melaju positif, di antaranya rilis data perekonomian tentang penjualan kendaraan roda empat serta pertumbuhan pinjaman pada hari ini. Hal itu akan memberikan warna terhadap pergerakan harga saham emiten terkait yang tentunya juga dapat memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG pada hari ini.
(Baca: Impor Anjlok, Menko Darmin: Pengaruhnya Bisa ke Sektor Manufaktur)
Sedikit berbeda, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, secara teknikal IHSG mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar sehingga berpeluang menuju ke area antara level 6.387,1-6.424,1. "Namun, area resistance diperkirakan berada di level 6.493,7 hingga level 6.526,2," kata Nafan dalam risetnya.
Nafan merekomendasikan beberapa saham yang bisa menjadi pertimbangan investor untuk hari ini, di antaranya PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI). Menurutnya, akumulasi beli saham ini berada di level Rp 12.400-Rp 12.500 dengan target harga di level Rp 12.600 dan Rp 12.800. Lalu, saham PT Indosat Tbk. (ISAT) dengan akumulasi beli di level Rp 2.700-Rp 2.730, sementara target harga secara bertahap di level Rp 2.840 dan Rp 3.070.
Saham lainnya seperti PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dengan akumulasi beli pada area level Rp 1.200 - Rp 1.220, sementara target harga secara bertahap di level Rp 1.280, Rp 1.470, dan Rp 1.660. Lalu, PT PP Properti Tbk. (PPRO) dengan akumulasi beli pada area level Rp 155 - Rp 158, lalu target harga secara bertahap di level Rp 166, Rp 169, Rp 172, dan Rp 184.
(Baca: Harga Saham Turun 11%, Nilai Pasar Boeing Sudah Tergerus Rp403 Triliun)
Adapun minggu lalu, seiring IHSG yang menguat, nilai kapitalisasi pasar meningkat 1,22% menjadi sebesar Rp 7.347,3 triliun dari Rp 7.258,4 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Sayangnya, investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,87 triliun sepanjang pekan lalu, namun untuk sepanjang tahun 2019, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 9,88 triliun.
Sementara itu, data perdagangan harian, rata-rata nilai transaksi harian di pasar modal mengalami penurunan 15,2% menjadi Rp 8,70 triliun dari Rp 10,26 triliun. Sementara, rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan 7,16% menjadi 14,92 miliar unit saham dari 16,07 miliar unit saham pada pekan sebelumnya. Lalu, rata-rata frekuensi transaksi harian turun 1,45% menjadi 409,80 ribu kali transaksi dari 415,83 ribu kali transaksi pada pekan lalu.
Kinerja positif IHSG pada pekan lalu juga seiring dengan rilis data neraca perdagangan yang positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang pada Februari 2019 membaik dengan surplus US$ 330 juta seiring kinerja impor yang menurun tajam. Menurut data BPS, angka tersebut berbanding terbalik bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang defisit US$ 52,9 juta serta Januari 2019 yang defisit US$ 1,16 juta.