Makin Serius Merumput di Pasar Modal, Bali United Gelar Mini Expose
PT Bali Bintang Sejahtera, pemilik klub sepak bola Bali United F.C. makin serius menjajaki pasar modal Indonesia dengan menggelar mini expose terkait penawaran perdana sahamnya ke publik atau initial public offering (IPO). Rencananya, mereka akan melepas 33,3% sahamnya ke publik dengan target perolehan dana sekitar Rp 300 miliar.
Dalam kunjungan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (26/2), manajemen Bali Bintang Sejahtera yang datang yaitu Komisaris Pieter Tanuri, Direktur Utama Yabes Tanuri, dan Direktur Keuangan Yohanes Bunian Moniaga. Turut hadir pula selaku penjamin pelaksana emisi yaitu Direktur Utama PT Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto.
Usai menggelar mini expose di Gadung BEI, Jakarta, Yabes Tanuri mengatakan dana yang diperoleh dari IPO ini salah satunya akan digunakan untuk membeli pemain sepak bola baru. Namun, langkah tersebut perlu melihat prestasi Bali United di kancah Liga 1 musim 2019 yang baru akan digelar kemungkinan April mendatang.
"Kalau prestasi baik terus, tidak membeli pemain yang signifikan. Tapi kalau butuh, kita butuh beli pemain," kata Yabes usai menggelar mini expose.
(Baca: Pertama Kali, Bali United dan Persija akan IPO di Bursa Tahun Ini)
Sementara, Direktur Keuangan Yohanes Bunian Moniaga mengatakan, klubnya belum memiliki rencana yang detail mengenai pemanfaatan dana IPO ini. Hanya saja, dia mengatakan 40% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan investasi, sedangkan sisa 60% akan dijadikan modal kerja. "(Investasi berupa) perbaikan stadion (Stadion Kapten I Wayan Dipta), ada lagi buat anak perushaan," kata Yohanes menambahkan.
Hal tersebut diamini oleh Yabes. Menurutnya saat ini mereka tengah melakukan renovasi di beberapa bagian stadion. Selain itu, mereka juga terus mengembangkan toko-toko yang menjual cindera mata atau souvenir, kafe, termasuk taman bermain. Yabes mengatakan, salah satu pembahasan dalam mini expose hari ini yaitu mengenai keberlangsungan bisnis sepak bola ke depan. Pasalnya, jika jadi IPO, Bali United akan menjadi emiten pertama yang bergerak di bidang olahraga.
Dia menilai, bisnis sepak bola bisa bertahan sangat lama karena berkaca pada klub-klub sepak bola yang masih ada hingga saat ini meski didirikan sebelum zaman kemerdekaan. Seperti Persib bandung yang berdiri tahun 1933, Persija Jakarta yang berdiri tahun 1928, dan Persebaya Surabaya pada 1927. "Jadi, menurut kami merupakan perusahaan yang bisa bertahan lama," kata Yabes.
Salah satu alasan mereka memutuskan untuk membuka diri ke publik karena desakan para pendukung Bali United yang meminta pihak klub untuk lebih terbuka dalam menyampaikan kinerja klub. Menurut Yabes, langkah IPO ini merupakan yang terbaik agar pendukung dapat mengawal Bali United. "Sekalian punya rasa memiliki yang lebih lagi kepada Bali United," kata Yabes.
(Baca: Tepis Akuisisi Viva, Erick Thohir Jual Saham Inter untuk Bayar Utang)