Kurs Rupiah Masih Melemah, IHSG Jatuh ke Bawah 6.000
Penurunan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) terus berlanjut. Pada perdagangan Kamis (26/4) pagi ini, IHSG anjlok ke bawah level 6.000. Penurunan seiring dengan terus berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pukul 10.00 WIB, IHSG tercatat berada di level 5.960 atau turun 1,95% dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Level tersebut merupakan yang terendah sejak akhir November 2017. Dengan perkembangan ini, maka sejak awal pekan, indeks telah turun 5,95%.
Seluruh indeks sektoral melemah, dipimpin sektor finansial 2,13%. Pelemahan indeks seiring masih berlanjutnya aksi jual oleh investor asing. (Baca juga: IHSG Melemah Paling Parah di Global, Asing Jual Saham Rp 1,96 Triliun)
Sebelumnya, beberapa analis sempat memprediksi terjadinya technical rebound pada perdagangan Kamis ini lantaran penurunan IHSG sudah cukup besar. Namun, beberapa analis lainnya menduga risiko penurunan masih mungkin terjadi.
Analis Royal Investum Sekuritas Wijen Ponthus mengatakan minat investor asing untuk berinvestasi di portofolio rupiah mengecil lantaran imbal hasil (yield) surat berharga AS terus naik dan nilai tukar rupiah masih cenderung melemah terhadap dolar AS. Adapun pada perdagangan di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau bergerak di rentang 13,921 - 13,935 per dolar AS pada Kamis pagi ini.
(Baca juga: Menko Darmin: Fundamental Rupiah di Level Rp 13.500 per Dolar AS)
Di sisi lain, Head of Equity Capital Market PT Samuel International Harry Su menyebut langkah pelaku pasar, utamanya yang melepas saham sektor finansial, lantaran memprediksi BI bakal menaikkan bunga acuan untuk meredam arus keluar dana asing yang menekan nilai tukar rupiah.
“Banyak saham bank-bank yang jatuh karena market memperkirakan bahwa next move-nya pasti kenaikan suku bunga untuk meredam pelemahan rupiah,” kata dia. Ia pun memprediksi IHSG masih cenderung gejolak pada perdagangan sepanjang pekan ini.
Di sisi lain, Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, berbagai sentimen dari mulai pelemahan kurs rupiah, kenaikan yield surat berharga AS dan harga minyak, serta kondisi jelang puasa dan Libur Lebaran membuat IHSG masih berisiko turun. Prediksi dia, “Ruang indeks yang terendah ada di level 5.950 sebagai level support dan resistance ada di angka 6.295.”
Adapun di bursa Asia, indeks bergerak mixed. Nikkei 225 dan Topix di Jepang naik masing-masing 0,59% dan 0,24%. Sedangkan Hang Seng di Hong Kong dan CSI 300 turun masing-masing 0,77% dan 1,35%. Berbagai indeks di negara berkembang Asia juga mengalami pelemahan. Hal itu tercermin dari MSCI Asia Pacific yang turun 0,66%.