Semen Indonesia Tak Gentar Hadapi Merger Holcim dan Andalas
KATADATA ? PT Semen Indonesia (Persero) Tbk siap menghadapi persaingan pasar semen domestik yang semakin ketat. Hal ini seiring rencana penggabungan usaha PT Holcim Indonesia Tbk dengan PT Semen Andalas pada tahun ini.
Rencana merger kedua perusahaan itu mengikuti penggabungan dua perusahaan induk, yakni Holcim Ltd dan Lafarge SGA. Proses merger kedua perusahaan sudah dimulai sejak tahun lalu dan diperkirakan rampung pada Juli nanti.
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, penggabungan kedua perusahaan semen tersebut merupakan pilihan paling logis yang dapat dilakukan pada saat ini. Industri semen dalam negeri, kata dia, tengah mengalami tekanan sejalan dengan kondisi perekonomian yang mengalami perlambatan.
?Persaingan akan ketat (dengan adanya merger), tapi kami kan ada tidak ada merger (Holcim dan Semen Andalas) ini akan tetap bersaing mengejar pertumbuhan pasar semen,? kata Agung saat dihubungi Katadata, Jumat (22/5).
Meski ada perlambatan ekonomi, dia mengatakan, industri semen akan mengalami pertumbuhan. Ini sejalan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sedang menggiatkan pembangunan infrastruktur yang memerlukan semen.
?Porsi kebutuhan semen dalam pembangunan infrastruktur itu 25 persen, makanya kami tetap optimistir,? ujarnya.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan produksi semen sebesar 29,2 juta ton, dengan kapasitas produksi ditargetkan sebesar 31,8 juta ton. Semen Indonesia saat ini juga sedang merampungkan dua pabrik teranyar yakni Indarung III dan Rembang dengan masing-masing kapasitas sebesar 3 juta ton. Total investasi dua pabrik tersebut mencapai angka Rp 7,5 triliun.
?Kami targetkan akhir 2016 sudah dapat beroperasi,? kata Agung.
Sebelumnya Vice President of Sales Holcim Indonesia Juhans Suryantan PT Holcim Indonesia Tbk menargetkan proses merger Holcim dengan PT Semen Andalas dapat dimulai pada akhir tahun ini. Diharapkan proses tersebut akan dapat rampung pada 2016 dan akan memperkuat perseroan.
Saat ini, perseroan masih menunggu hasil merger dua holding induk kedua produsen semen tersebut, yakni Holcim Ltd dan juga Lafarge SA. ?Prosesnya akan kami mulai pada akhir tahun ini,? kata Juhans.
Pada tahun lalu, Semen Indonesia merupakan penguasa pangsa pasar semen di dalam negeri yang mencapai 43,7 persen, kemudian diikuti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 30 persen.
Sementara Holcim merupakan pemain semen terbesar ketiga nasional dengan cakupan sebesar 15 persen. Sementara Semen Andalas berada di posisi kelima dengan menguasai 3 persen pasar dalam negeri, yang wilayah cakupan berada di Sumatera.