Grup Perusahaan Sandiaga Melantai di Bursa Nasdaq, Raup Dana Rp 3,2 T
Awal 2021, Provident Acquisition Corp resmi tercatat sebagai emiten di Bursa Nasdaq, New York melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Perusahaan tersebut, terafiliasi dengan emiten milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, yaitu PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
Dalam aksi korporasi ini, Provident Acquisition melakukan penawaran umum perdana sebanyak 23 juta unit saham dengan harga US$ 10,00 per unit. Jumlah unit saham itu, termasuk tambahan 3 juta unit yang terjual sesuai dengan pelaksanaan penuh opsi penjatahan berlebih dari penjamin emisi karena tingginya permintaan saham ini.
Dengan begitu, Provident Acquisition mampu meraup dana dari aksi korporasi ini senilai US$ 230 juta atau setara dengan Rp 3,22 triliun (kurs: Rp 14.000). Saham ini mulai diperdagangkan di Nasdaq dengan simbol ticker PAQCU pada 8 Januari 2021 lalu.
Berdasarkan keterangan di website Nasdaq, setiap saham terdiri dari salah satu saham biasa kelas A dan satu setengah dari satu waran yang dapat ditebus investor. Setiap waran memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham biasa kelas A dengan harga $ 11,50 per saham.
Setelah saham tersebut mulai diperdagangkan secara terpisah, manajemen Provident Acquisition mengharapkan saham biasa dan waran kelas A akan dicatatkan di Bursa Nasdaq dengan ticker masing-masing PAQC dan PAQCW.
Provident Acquisition merupakan perusahaan cek kosong atau special purpose acquisition company (SPAC). Perusahaan seperti ini biasanya dibentuk untuk tujuan merger, pertukaran saham, akuisisi aset, pembelian saham, reorganisasi atau kombinasi bisnis serupa dengan satu atau lebih bisnis.
Peluang kombinasi bisnis yang prospektif, tidak akan terbatas pada industri tertentu. Namun Provident Acquisition bermaksud untuk fokus pada perusahaan yang berfokus pada pada sektor teknologi di Asia Tenggara.
Citigroup Global Markets Inc. bertindak sebagai pemesan tunggal. Penawaran umum dilakukan hanya dengan prospektus. Saat penawaran saham dilakukan, Provident Acquisition dapat mengumpulkan tambahan US$ 55 juta pada penutupan akuisisi sesuai dengan perjanjian pembelian dengan Ward Ferry, Saratoga, dan sponsor.
Berdasarkan prospektus IPO, sponsor perusahaan, Provident Acquisition Holdings Ltd., berkomitmen untuk membeli total hingga 6,6 juta waran, jika opsi penjatahan berlebih.
Komitmen juga datang dari WF Asian Reconnaissance Fund Limited (Ward Ferry) yang menandatangani perjanjian pembelian berjangka. Wardy Ferry berkomitmen melakukan pembelian berjangka dari keseluruhan 2,5 juta saham biasa Kelas A, ditambah agregat 1,25 juta waran.
Pembeli siaga lainnya adalah PT Nugraha Eka Kencana, anak perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang menandatangani perjanjian pembelian berjangka dengan jumlah keseluruhan 1 juta saham biasa Kelas A, ditambah dengan total 500.000 waran pembelian berjangka.
Pembeli lainnya, perusahaan yang terafiliasi dari sponsor dan Saratoga, menandatangani perjanjian pembelian berjangka sebanyak 2 juta saham biasa Kelas A, ditambah jumlah total 1 juta waran pembelian berjangka.
Saratoga, merupakan perusahaan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Edwin Soeryadjaya memiliki 33,1% saham Saratoga, diikuti PT Unitras Pertama 32,72%, lalu Sandiaga Uno 21,51%, dan pemegang saham publik 11,96%.
Saratoga merupakan perusahaan investasi, memiliki beberapa emiten yang melantai di pasar saham. Data kepemilikan saham Saratoga yang dipakai dalam berita ini berdasarkan laporan keuangan Saratoga per September 2020.
Data kepemilikan saham Saratoga yang dipakai dalam berita ini berdasarkan laporan keuangan Saratoga per September 2020. Saratoga juga tercatat memiliki secara langsung saham PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) sebesar 7,12%.
Saratoga juga memiliki investasi pada saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar 3,67% secara langsung dan tidak langsung melalui sebagian PT Adaro Strategic Investments. Saratoga juga melakukan investasi pada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) secara langsung sebesar 19,13%.