Usai Diakuisisi EMTK, Saham Baru Omni Hospitals Laku Keras
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) emiten pengelola jaringan Omni Hospitals, mengalami kelebihan permintaan dari para investor saat menerbitkan saham baru melalui mekanisme penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Corporate Secretary Sarana Meditama Metropolitan Diana Penyami mengungkapkan perseroan menawarkan efek sebanyak 5,99 miliar saham baru atau mencapai 50,42% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
“Nilai nominal ditetapkan Rp20 per saham dan harga pelaksanaan Rp 200 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima perseroan akan mencapai Rp 1,19 triliun,” ujar Diana dalam keterangan tertulis, Rabu (14/4).
Setiap pemegang 10.000 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham, berhak atas 10.169 HMETD. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) selaku pemegang saham utama akan mengeksekusi porsi yang dimilikinya sebanyak 4,3 miliar saham.
Dalam prosesnya, perseroan mengalami kelebihan pemesanan hingga 1,16 miliar saham atau setara Rp 232,15 miliar. Secara rinci disebutkan, perseroan mendapat pemesanan mencapai 7,16 miliar saham dari jumlah yang ditawarkan 5,99 miliar saham.
Jumlah pemesanan terdiri dari investor lokal 6,92 miliar saham baru, sedangkan investor asing memesan 234,5 juta saham baru.
Dengan peristiwa tersebut, perseroan terpaksa melakukan penjatahan saham dengan hasil, investor lokal memperoleh 98,59% yang terdiri dari investor lembaga 78,71% dan investor perorangan 19,88%. Sisanya investor asing 1,41%.
Sarana Meditama Metropolitan merupakan entitas usaha baru milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. di bidang kesehatan. Tepatnya pada awal 2021, EMTK mengakuisisi perseroan dengan menggelontorkan dana Rp 581 miliar untuk mengambil alih 71,88% dari seluruh saham SAME dari PT Omni Health Care.
EMTK Private Placement
Tak hanya entitas usaha, Elang Mahkota Teknologi pun menerbitkan saham baru, meski melalui mekanisme berbeda. Perusahaan induk dari beragam lini bisnis milik konglomerat Eddy K. Sariaatmadja itu telah menjalankan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan sebanyak 4,7 miliar saham baru.
Saham baru ditetapkan nilai nominal Rp20 per saham, pada harga pelaksanaan Rp1.954 per saham. Dalam prosesnya, terdapat dua investor besar yang menyerap saham EMTK, yakni Naver Corporation, dan H Holdings Inc.
Terdapat pula beberapa investor institusi lain yakni, PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT Elbara Perkasa, dan PT Syailendra Capital.
Perseroan menyebut, dana yang diterima EMTK setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk investasi dan modal kerja untuk perseroan dan entitas anak.