Kinerja Bisnis Merosot, Adaro Tetap Bagi Dividen US$ 146,8 Juta
PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) membagikan dividen tunai final sebanyak US$ 146,8 juta atau 99,92% dari laba bersih 2020 yang sebesar US$ 146,92 juta. Sedangkan sisanya, US$ 110,8 ribu akan dimasukkan sebagai laba ditahan.
Keputusan itu telah disepakati para pemilik modal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Jakarta, Senin (26/4).
Persentase pembagian dividen tahun ini tercatat paling besar dalam lima tahun terakhir, meski nilainya merosot drastis. Pada tahun lalu, Adaro membagikan dividen sebanyak US$ 250,13 juta atau 62% dari laba bersih tahun buku 2019. Sebelumnya, perusahaan membagikan dividen US$ 200,23 juta atau 47,93% dari laba bersih 2018.
Pada tahun buku 2017, emiten sektor pertambangan dan energi ini membagikan dividen US$ 250,13 juta atau 51,75% dari laba bersih. Sementara pada tahun buku 2015 dan 2015, perusahaan membagikan dividen masing-masing US$ 75,48 juta (49,5%) dan US$ 101,07 juta (30,2%).
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi industri batu bara pada 2020, dan menyebabkan penurunan signifikan terhadap permintaan dan harga batu bara. Kendati demikian, dia optimistis kinerja bisnis tahun ini akan membaik.
"Kami memperkirakan prospek yang lebih positif pada 2021 dengan terus berfokus pada peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya, dan efisiensi dalam rangka mengatasi volatilitas industri," ujar pria yang akrab disapa Boy Thohir ini dalam keterangan tertulis, Senin (26/4).
Menurut Boy, saat ini perusahaan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan para karyawan serta berupaya meminimalkan dampak pandemi terhadap aktivitas operasional.
"Kami mencapai panduan dan mempertahankan margin yang sehat, melalui fokus yang berkesinambungan pada keunggulan operasi dan pengendalian biaya," katanya.
Dalam RUPST, pemegang saham juga menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan serta laporan keuangan konsolidasi tahun buku 2020. Selain itu, para pemilik modal juga sepakat dengan penggunaan laba bersih tahun buku 2020.
Terakhir, menyetujui untuk mengangkat kembali seluruh anggota direksi dengan masa jabatan hingga 2026, dan menyetujui Kantor Akuntan Publik.