Startup Lirik IPO melalui SPAC, Apa Untung dan Ruginya?
Sejumlah perusahaan rintisan (startup) berencana mencari dana di bursa saham. Uniknya, beberapa perusahaan memilih opsi melantai di bursa melalui mekanisme peleburan usaha (merger) dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC).
SPAC merupakan perusahaan cangkang yang didirikan secara khusus yang memungkinkan perusahaan lain untuk menggalang dana melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal.
Terbaru, startup penyedia layanan wisata alias online travel agent (OTA) Tiket.com dikabarkan mengkaji merger dengan SPAC atau perusahaan ‘cek kosong’ COVA Acquisition Corp agar bisa melantai di pasar modal luar negeri.
Grab Holdings juga dikabarkan bersiap merger dengan SPAC asal Amerika Serikat yaitu Altimeter Growth Corp. Tak hanya itu, Traveloka juga kabarnya menjajaki masuk ke pasar saham internasional melalui skema merger dengan perusahaan cek kosong.
Praktik SPAC sudah umum dilaksanakan di beberapa bursa utama dunia, salah satunya di Amerika Serikat yakni, transaksi IPO SPAC Social Capital Hedosophia (IPOA) pada 2017.
IPOA merger dengan perusahaan tertutup yang menjadi targetnya pada 2019, yaitu Virgin Galactic. Sekarang Virgin Galactic telah menjadi perusahaan tercatat di NYSE dengan kode saham SPCE.
Menanggapi banyaknya perusahaan teknologi yang mengambil jalan merger dengan SPAC, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku sedang menggodok aturan terkait penerapan SPAC di pasar modal Tanah Air.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan, pihaknya melakukan perbandingan dengan penerapan SPAC di negara-negara lain yang sudah memiliki aturan tersebut. Meski begitu, Bursa belum pernah menjelaskan waktu peraturan tersebut akan terbit.
Menurut dia, SPAC tidak memiliki operasional bisnis. Tujuan berdirinya perusahaan cek kosong ini hanya merger, akuisisi, dan membeli perusahaan lain yang statusnya belum terbuka atau sahamnya belum dipegang oleh publik.
"Setelah aksi merger atau akuisisi selesai, maka perusahaan target akan menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa tempat SPAC tercatat," kata Nyoman kepada awak media beberapa waktu lalu.
Untung-Rugi IPO Lewat Skema Merger dengan SPAC
Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, kehadiran SPAC ini berfungsi untuk mengakuisisi perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan kinerja yang baik, meski saat ini masih merugi. Misalnya, startup unicorn yang masih 'bakar uang'.
"Jadi perusahaan yang mau IPO namun terkendala aturan di otoritas akan bergabung dengan SPAC yang nantinya akan memperoleh dana publik," kata Janson kepada Katadata.co.id, Jumat (21/5).
Bursa Indonesia memang tidak mengharuskan perusahaan mencatatkan keuntungan untuk dapat IPO karena memiliki tiga papan pencatatan. Salah satunya, papan utama memang mengharuskan perusahaan mengantongi laba usaha pada satu tahun buku terakhir. Sedangkan di papan lainnya, tidak harus membukukan laba.
Janson mengatakan, perbedaan mendasar antara IPO melalui skema SPAC dengan IPO konvensional hanya masalah waktu. Waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk go public melalui SPAC lebih pendek ketimbang ipo konvensional.
IPO melalui SPAC juga menguntungkan bagi perusahaan yang masih mencatatkan kerugian. "Ini yang dilakukan oleh Grab untuk memperoleh dana publik melalui SPAC di Singapura," kata Janson menambahkan.
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, selain makan waktu yang cepat, proses IPO ini lebih lancar karena tidak perlu banyak interupsi manajemen dan pemilik. Selain itu, kualitas manajemennya biasanya lebih bagus karena sudah lebih awam dengan dunia pasar modal.
"Keuntungan lain, penetapan harganya lebih kebaca karena sudah ditentukan di awal. Biaya emisinya juga bisa lebih murah," kata Wafi kepada Katadata.co.id, Jumat (21/5).
Meski begitu, Wafi menilai ada yang perlu diwaspadai dari pencatatan saham perdana melalui skema SPAC ini. Misalnya, soal ketidakpastian perusahaan SPAC bagi investor, terutama saat belum merger dengan perusahaan startup.