Emiten Tambang Grup Rajawali Bidik IPO Rp 3,97 T, Terbesar Sejak 2019

Image title
31 Mei 2021, 17:08
grup rajawali, Archi Indonesia, bisnis tambang rajawali, peter sondakh
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Karyawan memotret layar Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (5/8).

Perusahaan tambang milik Taipan Peter Sondakh, PT Archi Indonesia, berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan target raihan dana Rp 3,97 triliun pada Juni 2021. Aksi korporasi entitas Grup Rajawali ini disebut-sebut menjadi salah satu IPO dengan nilai emisi terbesar sejak 2019.

Berdasarkan prospektus awal yang terbit 31 Mei 2021, perusahaan berencana melepas maksimal 20% atau 4,96 miliar saham ke publik dengan penawaran harga di kisaran Rp 750 sampai Rp 800 per saham. Artinya Jumlah seluruh nilai IPO ini maksimal Rp 3,97 triliun.

Saham yang dilepas ke publik dengan nominal Rp 10 per unit itu terdiri dari, 5% saham atau 1,24 miliar saham baru dan 15% saham atau 3,72 miliar merupakan saham lama milik PT Rajawali Corpora.

Selanjutnya, Archi hanya akan mengantongi dana dari hasil penjualan saham baru sekitar Rp 900 miliar. Sisanya, dana hasil penjualan saham lama (divestasi) senilai Rp 3 triliun akan dikantongi induk usaha, Rajawali Corpora.

Emiten terakhir yang melantai di bursa saham dengan nilai emisi jumbo terjadi pada 2019. PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) melepas 420 juta saham ke publik atau setara dengan 40% dari total saham perusahaan. Aksi korporasi yang dilakukan pada 9 Juli 2019 tersebut nilainya mencapai Rp 4,76 triliun.

Skema IPO yang sama juga dilakukan oleh entitas jasa keuangan milik Grup Sinarmas. Saham yang ditawarkan ke publik tersebut bukan saham baru, melainkan saham milik induk usahanya, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA). Dengan demikian, LIFE tidak mengantongi seluruh dana dari IPO tersebut, tetapi dana diserap oleh induk usaha sebagai pihak yang melepas saham ke publik.

IPO Emiten Jumbo

Pada tahun yang sama, tepatnya 19 September 2019, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) juga melakukan IPO dengan nilai jumbo, yaitu Rp 1,03 triliun. IPO jumbo lainnya yaitu PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) yang melantai pada 20 Desember 2019 dengan nilai mencapai Rp 1,25 triliun.

Pada 2020, periode awal terjadinya pandemi Covid-19, hanya terdapat IPO dengan nilai jumbo di atas Rp 1 triliun, yaitu PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE). Perusahaan yang melantai di pasar modal pada 13 Maret 2020 itu meraup dana Rp 1,03 triliun setelah melepas 10 miliar saham ke publik.

Pada 2021, IPO dibuka dengan emiten yang mencari dana jumbo, yakni PT FAP Agri Tbk (FAPA). Emiten sektor perkebunan yang melantai pada 4 januari itu berhasil meraup dana Rp 1 triliun setelah melepas 544 juta unit saham ke publik.

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...