Pengendali Multipolar Beli 1 Juta Saham Perusahaan
PT Inti Anugerah Pratama (IAP) selaku pemegang saham pengendali, kembali menambah kepemilikan saham PT Multipolar Tbk sebanyak 1 juta saham atau 0,007% dengan harga Rp 684 per saham. Jika diakumulasi, total dana yang digelontorkan sebesar Rp 684 juta.
Hal ini diumumkan dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui surat No. 199/IAP/VI/2021 perihal Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemiikan Saham Perusahaan Terbuka.
"Tanggal transaksi 18 Juni-21 Juni 2021. Tujuan transaksi untuk investasi dengan kepemilikan langsung," ujar Direktur Multipolar Agus Arismunandar dalam keterangan tertulis, Kamis (24/6).
Kini, jumlah kepemilikan saham Inti Anugerah Pratama kembali bertambah dari 9.730.066.906 atau 66,46% menjadi 9.731.066.906 atau 66,47%.
Sebelumnya, Inti Anugerah Pratama telah mengalihkan 7,2% atau 1,05 miliar saham PT Multipolar Tbk kepada Connery Asia Limited. Harga penjualan saham pada 7 Juni 2021 itu tercatat Rp 555 per saham, sehingga Inti Anugerah mengantongi dana Rp582,75 miliar.
Aksi divestasi itu menyebabkan kepemilikan saham IAP menyusut dari semula 73,64% atau 10,78 miliar saham menjadi 66,46% atau 9,73 miliar. Sementara itu, kepemilikan Connery meningkat dari 4,4% atau 650 juta saham menjadi 11,61% atau 1,7 miliar saham.
Belakangan diketahui bahwa itu hanya transaksi terafiliasi antara anak dan induk usaha. Pasalnya, Connery Asia merupakan anak usaha yang 100% dimiliki IAP.
Berdasarkan struktur kepemilikan, Inti Anugerah Pratama (IAP) dimiliki 60% oleh PT Trijaya Utama Mandiri, dan 40% Fullerton Capital Limited. Trijaya Utama Mandiri dimiliki seluruhnya oleh James Tjahaja Riady, mantan CEO Grup Lippo. Di sisi lain, Fullerton dimiliki 100% oleh Stephen Riady yang juga keluarga Grup Lippo.
Sebelumnya, Multipolar berencana melakukan pembelian kembali (buyback) 10% atau 1,46 miliar saham perusahaan. Padahal, harga saham perusahaan afiliasi Grup Lippo ini telah melambung hingga 618% dalam kurun waktu tiga bulan.
Hal ini diungkapkan manajemen Multipolar sebagai penjelasan kepada BEI. Otoritas mempertanyakan alasan perusahaan tetap akan melakukan buyback pada harga yang tinggi. Terlebih rencana itu menimbulkan pengeluaran kas yang seharusnya dapat digunakan untuk pengembangan usaha.
Agus Arismunandar mengatakan perusahaan memandang harga sahamnya saat ini belum mencerminkan nilai atau kinerja perusahaan yang sesungguhnya.
"Kami juga melihat program ini dapat membantu menaikkan likuiditas perdagangan saham di bursa," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya.
Buyback akan dilakukan paling lambat 18 bulan setelah perusahaan memperoleh persetujuan pemegang saham yang akan dilakukan pada 21 Juli 2021 sampai 20 Januari 2022.