Penawaran IPO Bukalapak Rampung, Penjamin Emisi Ungkap Animo Investor
PT Bukalapak.com telah merampungkan proses penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO) pada 19 Juli lalu. Perusahaan perdagangan elektronik (e-commerce) ini akan menjadi unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini tentu menjadi perbincangan hangat para pelaku pasar modal. Para investor dan pedagang saham ingin mengetahui hasil penawaran awal, terutama soal nilai penawaran dan harga saham yang ditetapkan perusahaan. Theodora Manik, Direktur PT Mandiri Sekuritas yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek Bukalapak memberi tanggapan terkait hal tersebut,
Menurut Theodora, proses IPO Bukalapak mendapat animo masyarakat yang sangat baik, tak hanya nasabah lama tetapi juga nasabah baru. Meski begitu, Theodora tidak bisa menyampaikan lebih detail terkait dengan IPO Bukalapak.
"Nasabah existing dan nasabah baru yang tertarik untuk IPO ini memang animonya tinggi," kata Theodora dalam paparan kinerja secara virtual, Rabu (21/7).
Pelaksana Tugas Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silva Halim mengatakan kehadiran perusahaan teknologi seperti Bukalapak di pasar saham berpotensi meningkatkan jumlah investor. "IPO saham-saham teknologi juga menjadi salah satu alasan investor melihat ke pasar modal Indonesia," kata Silva.
Silva berharap aksi perusahaan teknologi yang menjual sahamnya di pasar modal bisa membangkitkan kembali minat investor, tidak hanya investor dalam negeri, tetapi juga investor asing yang dalam beberapa tahun terakhir mencatatkan aliran dana keluar (capital outflow).
Mengamati hal tersebut, Tim Riset Mandiri Sekuritas menganalisis mendalam terkait dengan perusahaan-perusahaan teknologi yang berpotensi mencatatkan saham di pasar modal. Hal itu dilakukan agar Mandiri Sekuritas bisa memilih dengan baik perusahaan yang andal untuk melakukan IPO.
Nasabah Bertambah
Dalam kesempatan yang sama, Theodora mengatakan, jumlah investor Mandiri Sekuritas meningkat sepanjang semester I-2021 sebesar 73% dibanding periode yang sama tahun 2020, dimana generasi milenial dan generasi Z totalnya tumbuh 91%.
Meski begitu, Silva mengatakan, kenaikan jumlah investor tersebut tidak semata-mata karena ramainya rencana IPO perusahaan teknologi. Faktor lainnya adalah likuiditas yang banyak di pasar, dimana suku bunga terus mengalami penurunan, terutama bunga deposito.
"Investor memerlukan investasi yang bisa menghasilkan return yang lebih baik. Makanya kami melihat banyak dana yang mengalir ke pasar obligasi maupun pasar saham," kata Silva.
Untuk mengantisipasi bertambahnya investor, Mandiri Sekuritas tentu melakukan persiapan juga dari perbaikan layanan nasabah dan dari segi infrastruktur. "Tentunya kami tidak boleh mengecewakan nasabah," kata Direktur Mandiri Sekuritas Heru Handartyo.
Persiapan infrastruktur dinilai sangat penting. Dengan demikian, Mandiri Sekuritas melakukan peningkatan mulai dari server, perbaikan proses bisnis, maupun perbaikan aplikasi dengan membuatnya lebih sederhana tapi dengan proses yang lebih cepat.
"Sehingga nasabah ke depan tidak ada komplain dan tidak ada yang dirumitkan terkait dengan infrastruktur yang dimiliki Mandiri Sekuritas," kata Heru.