Cimory Tetapkan Harga IPO Rp 3.080, Bagaimana Prospek Sahamnya?
PT Cisarua Mountain Dairy Tbk menetapkan harga penawaran umum perdana saham di level Rp 3.080 per saham, atau berada di level akhir rentang harga penawaran awal, Rp 2.780 - Rp 3.160. Sebelumnya, produsen susu bermerek Cimory ini menawarkan 1,19 miliar saham dalam penawaran awal.
Artinya, perolehan dana initial public offering (IPO) perusahaan akan mencapai Rp 3,66 triliun. Ini merupakan penjualan saham terbesar pertama oleh perusahaan makanan dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Dikutip dari Bloomberg, Sekretaris Perusahaan Cisarua Mountain Dairy, Bernard Moller mengatakan, perusahaan menetapkan harga saham di level Rp 3.080. Berdasarkan pengajuan, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan berlangsung pada 6 Desember 2021.
Perusahaan yang berbasis di Bogor, Jawa Barat ini melepas 15% dari total modal perusahaan setelah IPO, dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
Terkait dana hasil IPO, perusahaan akan menggunakan sebagian dana untuk belanja modal, yakni penambahan kapasitas produksi, yakni dalam bentuk properti, pabrik, dan peralatan. Cimory akan menambah lini produksi untuk produk olahan susu, dan akuisisi tanah atau bangunan.
Selain itu, perusahaan juga akan membeli peralatan serta memperluas pabrik di Sentul, Jawa Barat dan Pasuruan, Jawa Timur. Perusahaan akan menambah modal anak usaha, khususnya untuk pengembangan usaha.
Tak hanya itu, Cimory juga akan menggunakan dana IPO untuk belanja modal yang terkait ekspansi saluran distribusi, seperti menambah 68.000 chiller di toko, retail, dan sarana pendukung.
Cimory menjadwalkan masa penawaran awal IPO ini pada periode 10-17 November. Sementara perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 30 November-2 Desember. Lalu, tanggal penjatahan pada 2 Desember dan pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 6 Desember.
Prospek Saham Cimory
Berdasarkan hasil riset Samuel Sekuritas Indonesia, Cimory memiliki pangsa pasar 72% di produk yogurt kental dan 50% di minuman yogurt. Selain itu, Cimory juga mulai melebarkan usaha ke produk susu segar dan makanan premium.
Dana hasil IPO mayoritas akan digunakan untuk ekspansi bisnis, di tengah kondisi keuangannya yang sehat. Hal ini ditunjukkan dengan rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) semester I 2021 yang hanya 0,1 kali. Perusahaan juga mencetak rasio pengembalian ekuitas return om equity (ROE) di kisaran 20,7% dalam tiga tahun terakhir.
Dengan total saham beredar Cimory yang mencapai 86,1 miliar lembar saham setelah IPO, maka saham Cimory ditawarkan pada rasio harga saham terhadap laba atau price to earning ratio (PE) sepanjang 2021 32,8 x - 37,3 x. ROE Cimory mencapai 103.9% dengan asumsi dana hasil IPO belum dimasukan ke dalam ekuitas perusahaan.
Jika dana IPO diasumsikan terserap semua, maka ROE Cimory setelah IPO berkisar pada rentang 16,3% - 18,2%, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata ROE tiga tahun terakhir yang di level 20,7%.
"Pada proyeksi sepanjang 2022, kami mengasumsikan laba bersih Cimory dapat tumbuh 25%, sejalan dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) tiga tahun terakhir di level 28,3%, dengan rasio pembayaran dividen 30%, " demikian tertulis dalam hasil riset Samuel Sekuritas, Selasa (23/11).
Hal ini akan menghasilkan level ROE sepanjang 2022 di kisaran 18,3% - 20,2%. Dengan demikian, PE sepanjang 2022 Cimory akan berada pada rentang 26,3 x - 29,9 x.
Menurut hasil riset, rata-rata industri sejenis dengan Cimory memiliki PE 24,1 x, dengan rerata ROE 17,1%. Oleh sebab itu, harga IPO saham pada rentang Rp 2.780 - 3.160 per saham cukup beralasan karena menawarkan ROE yang lebih tinggi dibanding perusahaan di industri sejenis
Kendati demikian, Cimory akan menghadapi risiko utama berupa fluktuasi hharga bahan baku, dan harga jual produk yang dapat menekan margin keuntungan, serta turunnya volume penjualan.