Rugi Bukalapak Kuartal III Menyusut 19%, Punya Kas Jumbo Rp 23,6 T

Image title
30 November 2021, 17:26
bukalapak
ANTARA FOTO/M N Kanwa
AVP Logistics Bukalapak Anudeep Pendem (kiri), Presiden dan Co - Founder Bukalapak Fajrin Rasyid (tengah) dan CEO Lion Parcel Farian Kirana (kanan) berbincang di samping armada Lion Parcel berlogo Bukalapak di Hanggar Batam Aero Technic (BAT), Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (5/10/2019).

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masih membukukan rugi bersih Rp 1,12 triliun hingga kuartal III-2021. Namun, nilai kerugiannya menyusut 19,17% dibandingkan periode sama tahun lalu yang merugi Rp 1,39 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2021 yang dirilis hari Selasa ini (30/11), Bukalapak mampu meraih pendapatan Rp 1,34 triliun dalam sembilan bulan tahun ini. Pendapatan tersebut tumbuh 42,1% dibanding pendapatan periode sama 2020.

Total pendapatan Bukalapak terdiri dari tiga sektor bisnis. Pertumbuhan pendapatan paling signifikan berasal dari pendapatan mitra sebesar Rp 496,7 miliar atau tumbuh 322,82%.

Bisnis marketplace menyumbang pendapatan Rp 780,41 miliar atau tumbuh 5,18%. Sedangkan pendapatan dari BukaPengadaan Rp 70,56 miliar, malah turun 20,67% dari periode sama 2020.

Meski total pendapatan meningkat, Bukalapak harus menanggung sejumlah beban yang akhirnya membuat perusahaan mencatatkan rugi usaha Rp 1,21 triliun. Tapi, nilainya turun 13,2% secara tahunan dari rugi usaha Rp 1,4 triliun.

Beban terbesar yang ditanggung Bukalapak adalah beban penjualan dan pemasaran senilai Rp 1,31 triliun atau naik 20,62%. Beban lainnya adalah beban umum dan administrasi Rp 1,02 triliun, yang turun 10,06%.

Bukalapak juga harus menanggung beban pokok pendapatan Rp 208,43 miliar, naik 129,1% dari periode sama 2020. Beban operasi lainnya turun 53,61% menjadi Rp 10,96 miliar.

Bukalapak mencatatkan total aset Rp 25,01 triliun per September 2021. Aset tersebut tumbuh 864,87% dibandingkan posisi per Desember 2020.

Kenaikan aset Bukalapak tersebut berasal dari aset lancar Rp 24,15 triliun, yang melonjak 1.265%. Komponen pendukungnya adalah aset berupa kas dan setara kas sebesar Rp 23,63 triliun, atau tumbuh 1.492% dari Rp 1,48 triliun.

Di sisi lain, Bukalapak membukukan total liabilitas Rp 1,06 triliun per September 2021 atau tumbuh 8,27% dari posisi per Desember 2020. Liabilitas itu terdiri dari jangka pendek yang naik 9,46% menjadi Rp 965,44 miliar. Sedangkan liabilitas jangka pendek Rp 101,92 miliar atau turun 1,83%.

Bukalapak mencatatkan total processing value (TPV) hingga triwulan III-2021 senilai Rp 87,9 triliun, melonjak 51% dari periode sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut didukung peningkatan jumlah transaksi sebesar 25% dan kenaikan 21% pada average transaction value (ATV).

Sebanyak 73% TPV Bukalapak berasal dari luar daerah tier 1 di Indonesia. Manajemen Bukalapak mengatakan, penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung dan toko ritel tradisional, terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.

Manajemen mengatakan, mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan. TPV mitra hingga triwulan III-2021 bertambah 179% menjadi Rp 40 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi mitra terhadap TPV mencapai 51%.

ATV mitra hingga September 2021 tumbuh 63% dibandingkan periode yang sama 2020. Hal ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para mitra.

Pada akhir September 2021, jumlah mitra yang telah terdaftar mencapai 10,4 juta, meningkat dari 6,9 juta dari akhir Desember 2020.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...