IHSG Masih Berpotensi Menguat, Saham Bank Bisa Jadi Pilihan

Cahya Puteri Abdi Rabbi
17 Januari 2022, 06:38
IHSG, bursa
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Warga menunjuk indeks harga saham gabungan IHSG di Depok, Jawa Barat, Kamis (30/12/2021). IHSG ditutup melemah 19,2 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.581,48 pada akhir tahun 2021,

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan bergerak menguat pada hari ini, Senin (17/1). Indeks diproyeksi menembus level 6.700 dan masih berpeluang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG masih terlihat berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya.

Dia menambahkn momentum koreksi wajar masih bisa dijadikan peluang oleh investor mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend atau terus bergerak naik.

William juga mengatakan sejumlah data perekonomian akan turut membantu pergerakan IHSG hari ini, termasuk data neraca perdagangan dan capital inflow.

"Neraca perdagangan, yang disinyalir berada dalam keadaan stabil turut memberi sentimen positif terhadap IHSG. Kemudian, capital inflow yang masih tercatat secara year to date (ytd), menunjukkan bahwa minat investor asing masih cukup besar ke dalam pasar modal Indonesia," kata William dalam risetnya, Minggu (16/1).

 Sebagai informasi, hari ini, Badan Pusat Statistis (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan untuk Desember sekaligus keseluruhan tahun 2021.

Baik nilai ekpor ataupun surplus perdagangan 2021 diperkirakan akan menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. 

Sementara itu, aksi borong aset di pasar keuangan domestik oleh investor asing mulai meningkat memasuki pekan kedua tahun 2022.

Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing masuk Rp 8,65 triliun pada pekan lalu.

 Saham yang direkomendasikan William untuk dipantau investor hari ini, antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI),  PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Juga, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG saat ini dalam momentum bullish dan akan menguji resisten berikutnya di level 6.713.

IHSG akan tetap berada di fase konsolidasi apabila gagal menembus fraktal 6.738.

Adapun, titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 6.738, 6.754 dan 6.793, sedangkan titik support ada di posisi 6.625, 6.593 dan 6.574.

 Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu.

Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar  hingga laju pertumbuhan harga tertahan.

Ivan merekomendasikan hold atau accumulative buy pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Dia memperkirakan, BBCA akan melanjutkan kenaikan menuju resisten berikutnya di level 8.025.

 Selain itu, ia menyarankan hold atau buy on weakness pada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Da menyebut, BBTN kemungkinan akan mengalami rebound dalam jangka pendek menuju area harga 1.735-1.750.

Kemudian, ia menyarankan hold atau trading buy pada PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Saham tersebut berpeluang bisa terus naik ke 8.800 setelah ditutup di angka 8.425 pada akhie pekan lalu.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...