IHSG Berpotensi Naik, Saham Bank dan Infrastruktur Direkomendasikan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus rekor all time high pada perdagangan Senin (21/2). Analis memperkirakan indeks menguat lagi hari ini (22/2).
IHSG ditutup menguat 0,15% ke level 6902.965 pada akhir perdagangan kemarin. Analis memprediksi, indeks bergerak ke level 6.702 - 6.954 hari ini.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya mengatakan, pergerakan IHSG yang dapat bertahan dalam zona hijau ditunjang oleh aliran modal masuk asing atau capital inflow yang signifikan sejak awal tahun.
"Namun, mengingat IHSG sudah mengalami kenaikan cukup tinggi, maka adanya potensi pembalikan arah tetap harus diwaspadai oleh para investor," kata William dalam risetnya, dikutip Selasa (22/2).
William merekomendasikan beberapa emiten untuk dipantau investor hari ini, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Selain itu, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Sedangkan analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG tertahan oleh Fibonacci Projection 62,8% dari wave (a) di 6.950 dan membentuk candle shooting star.
Oleh karena itu, IHSG diperkirakan melemah untuk menguji support terdekat dari Fibonacci Retracement 23,6% di 6.832.
IHSG diperkirakan bergerak pada titik resistance di posisi 6.950, 6.974 dan 7.030. Sedangkan titik support ada di posisi 6.832, 6.773 dan 6.725.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian.
Jika harga terus melemah, harga bakal terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan trading buy pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di rentang harga 2.080-2.120. ANTM diperkirakan melanjutkan struktur wave 3 dengan kenaikan menuju resisten terdekat di 2.280.
Ia menyebut, ANTM akan menjaga momentum bullish selama harganya tidak turun ke bawah 2.020.
Kemudian ia menyarankan hold pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga terdekat di level 4.590. BBRI diperkirakan menguat menuju Fibonacci Projection 61,8% dari wave a di 4.590 sebagai target dari wave (i) selama harganya tidak jatuh ke bawah support 4.340.
Ivan merekomendasikan hold atau trading buy di rentang harga 7.680-7.800 pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). BBNI diperkirakan masih lanjut membentuk wave (c) dari [iii] menuju Fibonacci Projection 200% dari wave (a) di 8.125.
Ia juga merekomendasikan hold atau trading buy pada PT Astra International Tbk (ASII) di rentang harga 5.400-5.500. Ia menyebut, ASII akan melanjutkan fase uptrend jangka pendeknya menuju target wave [x] di 6.000 apabila sanggup menembus resisten terdekat di 5.700.
Terakhir, ia menyarankan hold atau trading buy pada PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) di rentang harga 2.000 - 2.050. Ivan memperkirakan, EMTK dapat mencapai target terdekat dari wave c dari (ii) di 2.120 karena masih berada dalam fase uptrend yang kuat.