Memahami Book Building, Proses Vital Bagian IPO GoTo
Periode book building untuk saham Gojek dan Tokopedia alias GoTo resmi berakhir pada Kamis (24/3), pasca diperpanjang tiga hari dari jadwal seharusnya, Senin (21/3). Perpanjangan periode penawaran itu dilakukan menyusul tingginya antusias masyarakat terkait rencana hajatan besar decacorn itu.
Tingginya minat masyarakat saat book building, turut didukung beragam skema penawaran perdana saham alias IPO bulan depan. Salah satunya, calon emiten akan mengalokasikan sebagian sahamnya untuk para pengemudi, konsumen hingga mitra, lewat program Saham Gotong Royong.
Apa Itu Proses Book Building
Setiap perusahaan yang akan go public wajib melewati proses vital book building ini, sebab akan berpengaruh terhadap harga penawaran saham perdana alias IPO.
Laman Bursa Efek Indonesia alias BEI menjelaskan, melalui proses book building atau masa penawaran, nilai saham yang masuk akan ditampung terlebih dahulu. Selanjutnya, penawaran itu akan menjadi acuan untuk penentuan harga penawaran perdana oleh perusahaan dan underwriter.
Dalam periode book building yang sudah ditetapkan perusahaan, investor dapat memesan saham tanpa menggunakan prospektus awal. Bila investor berminat, maka dapat menuliskan harga penawaran sesuai keinginan, selama masih dalam rentang harga yang ditentukan calon emiten. Semakin tinggi minat investor terhadap saham, maka harga saham IPO memungkinkan untuk tinggi pula.
Proses Book Building
Pelaksanaan book building dapat berlangsung selama tujuh hingga 21 hari kerja, sebelum memasuki tanggal efektif. Melansir laman Investopedia, proses book building terdiri dari lima tahap, yaitu:
- Perusahaan menunjuk underwriter, biasanya bank investasi, sebagai penjamin emisi yang bertugas untuk menentukan rentang harga penawaran dan menyusun prospektus untuk dikirim ke institusi investasi. Dalam hal ini, institusi terkait di Indonesia adalah BEI.
- Bank investasi mengundang investor, biasanya pembeli dalam skala besar dan pengelola dana, untuk mengajukan penawaran atas jumlah saham dengan harga yang bersedia mereka bayar.
- Draf berupa ‘buku’ ini ‘dibangun’ (book-building) dengan mendaftar dan mengevaluasi seluruh penawaran dari investor. Underwriter kemudian menganalisa informasi penawaran tersebut untuk menentukan rentang harga penawaran.
- Untuk memenuhi asas transparansi, underwriter akan mengumumkan rincian penawaran yang sudah diajukan.
- Saham akan dialokasikan pada investor terpilih.
Dari penawaran yang dilakukan investor, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia itu dikabarkan akan menetapkan harga IPO mendekati Rp 340 per lembar saham. Level tersebut berada di kisaran batas atas dari perkirakaan penawaran awal Rp 316–Rp 346 per lembar saham. Tujuannya, agar valuasi dan nilai kapitalisasi pasar GoTo cukup baik dan tinggi ketika melantai perdana di BEI.
Dalam prospektus perusahaan, dijelaskan bahwa dalam penawaran saham bulan depan, GoTo akan melepas 48 miliar saham Seri A baru yang setara 4,35 % total modal perusahaan. Meski begitu, jumlah tersebut masih bisa bertambah, maksimal hingga 52 miliar saham dengan program greenshoe dan Saham Gotong Royong.
Merujuk rencana IPO ke depan, GoTo berpotensi meraup dana hingga Rp 17 miliar, dari 52 miliar lembar saham yang bakal ditebar di bursa saham Tanah Air. Jumlah itu sekaligus melampaui target dana IPO decacorn semula, yang ditaksir Rp 15 triliun.
Salah seorang narasumber dari segmen pelaku pasar menyatakan pada Katadata.co.id, bahwa animo investor terhadap saham GoTo cukup tinggi. Meskipun sebagian investor mengajukan penawaran di rentang bawah harga IPO, GoTo dan underwriter-nya menetapkan harga saham perdana di level atas dari rentang harga penawaran.
Berikut rencana penggunaan dana hasil IPO yang dirangkum dalam Databoks:
Narasumber juga menambahkan, dari total jumlah saham GoTo yang mencapai 1 triliun dan harga IPO mendekati Rp 340 per saham, maka valuasi dan nilai kapitalisasi pasar GoTo berpotensi menyentuh Rp 340 triliun. Alhasil, GoTO berpotensi menjadi emiten dengan nilai perusahaan terbesar keempat di Indonesia.
GoTo dijadwalkan melakukan IPO di BEI pada Kamis (7/4) atau mundur tiga hari dari jadwal semula, Senin (4/4). Sementara itu, perusahaan sudah menjadwalkan paparan publik (public expose) pada Rabu (30/3) dan masa penawaran umum pada 1-5 April 2022.