Grup Bakrie Masih Jadi Pengendali Usai BUMI Tambah Modal Jumbo
Emiten pertambangan batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI), memastikan tidak ada perubahan pengendali setelah perusahaan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Perusahaan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 11 Oktober 2022 untuk meminta restu aksi korporasi ini. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava mengungkapkan, Grup Bakrie selaku pemegang saham akan menyetujui private placement tersebut.
"Tidak terdapat perubahan pengendali di perseroan, karena Kelompok Usaha Bakrie tetap akan menjadi pengendali perseroan," kata Dileep, dalam keterbukaan informasi, Selasa (27/9).
Dalam penjelasannya, private placement tersebut akan dilaksanakan pada 18 Oktober 2022 sebanyak-banyaknya 200 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 120 per saham. Sehingga, BUMI berpotensi meraup dana sebesar Rp 24 triliun.
Mengenai adanya risiko pemegang saham eksisting akan terdilusi 56,8% jika tidak menyetujui rencana private placement, Dileep berkeyakinan, pemegang saham BUMI akan menyetujui hal tersebut mengingat aksi korporasi ini untuk menyelesaikan kewajiban kepada kreditur dan memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.
Dengan penurunan kewajiban yang signifikan, hal ini akan turut diikuti dengan peningkatan profitabilitas karena beban yang berkurang. "Sehingga, secara langsung akan meningkatkan valuasi ekuitas perseroan walaupun terdapat efek dilusi," ujarnya.
Sebelumnya, Dileep menuturkan aksi korporasi ini belum membuka peluang bagi masuknya investor baru, sebagaimana yang sebelumnya ramai disebutkan, Grup Salim akan masuk sebagai pemegang saham BUMI.
"Ini adalah penerbitan saham tanpa hak memesan terlebih dahulu tanpa HMETD untuk meningkatkan posisi keuangan dan melunasi utang $1,6 miliar. Jadi semua saham akan masuk ke pemegang saham pengendali dan afiliasi," ungkapnya saat dikonfirmasi Katadata.co.id.
Mengacu kepemilikan saham perusahaan efektif sampai dengan 31 Agustus 2022, saat ini sebanyak 10,60% saham BUMI dimillilki HSBC Fund SVS A/C Chengdong, kemudian, NBS Clients sebesar 9,36%. Long Haul Holdings Ltd, selaku pemegang saham pengendali tercatat memiliki 2,06% saham. Sedangkan, sisanya dimiliki oleh investor publik sebesar 71,34%.
Pada perdagangan Selasa ini, harga saham BUMI terpantau bergerak melemah 1,46% ke level Rp 134 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 19,27 triliun. Sejak awal tahun, saham BUMI sudah menguat 100%.