IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,8%, Bagaimana Nasib Sesi II?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,80% ke level 7.065 pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (4/10). Pada awal perdagangan, indeks saham dibuka di level 7.009 dan menyentuh angka tertingginya di level 7.101.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan paruh pertama saham hari ini, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak Rp 7.67 triliun dan frekuensi 843,762 kali. Sementara itu, 369 saham bergerak di zona hijau, 162 saham terkoreksi dan 148 saham tak bergerak.
Analis BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra memperkirakan IHSG berpeluang untuk rebound pada akhir perdagangan hari ini. Potensi rebound ini terjadi selama indikator teknikal bertahan di atas 200 Day MA, candle Inverted Hammer, di tengah kondisi oversold.
IHSG berada dalam trend bearish, selama berada di bawah 7.148. Sementara itu, IHSG ditutup di bawah 5 day MA (7.055). Secara teknikal, indikator MACD netral, stochastic oversold, bertahan di atas 6.927 (200 day MA), candle inverted Doji.
Maxi menjelaskan, bursa regional Asia Pasifik sebagian besar mengalami koreksi pada perdagangan Senin (3/10), di tengah kenaikan harga minyak. OPEC kemungkinan akan menurunkan pasokan minyak dunia. Di antara bursa yang mencatat penurunan signifikan adalah Hang Seng dan STI Index, yang masing-masing terkoreksi 0,83% dan 0,74%. Sementara itu indeks Nikkei menguat 1,07%.
Indonesia melaporkan inflasi September 2022 sebesar 5,95% secara year on year (YoY), sedikit di bawah ekspektasi, tetapi naik signifikan dibandingkan 4,69% YoY pada Agustus 2022.
Dari Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat signifikan 2,66%. Begitu juga dengan S&P 500 yang naik 2,59%, sementara indeks Nasdaq menguat 2,27%. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun AS turun ke level 3,65% setelah sempat menyentuh 4% pekan lalu. Bursa Eropa juga mencatat penguatan dengan saham sektor minyak dan gas mengalami kenaikan.
Laporan riset KB Valbury mengatakan, resesi sudah semakin nyata berada di depan mata. Hal ini menjadi peringatan Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan global dengan ditandai jatuhnya sejumlah negara.
“Sri Mulyani mengatakan bahwa resesi terjadi karena suku bunga acuan bank sentral di sebuah negara semakin tinggi untuk meredam inflasi,” dalam risetnya, Selasa (10/4).
Di sisi lain, BPS juga mencatat sejumlah komoditas mengalami deflasi pada September 2022. . Hal ini memberikan andil ke deflasi sebesar 0,08% pada kelompok makanan, minuman dan tembakau pada bulan lalu.
“Sejumlah komoditas yang turun antara lain bawang merah, cabai merah, dan ikan segar. BPS juga mencatat ada penurunan harga minyak goreng dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,03% dan tomat yang andilnya 0,02%,” dalam hasil riset KB Valbury Sekuritas yang dirilis Selasa (4/10).
Adapun mayoritas perdagangan hari ini berada di zona hijau dan dipimpin oleh sektor energi yang naik 2,05%. Saham-saham di sektor energi yang mengalami kenaikan adalah Adaro Energy Indonesia (ADRO) yang naik 3,03% atau 120 poin menjadi Rp 4,080 per saham.
Selanjutnya, Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang naik 0,86% atau 15 poin menjadi Rp 1,750 per saham. Terakhir, Bukit Asam (PTBA) yang naik 1,20% atau 50 poin menjadi Rp 4,210 per saham.
Sektor lain yang naik yakni sektor transportasi yang naik 1,41%, sektor industri yang naik 1,54%, sektor industri dasar naik 1,09%, sektor keuangan naik 0,62%, sektor infrastruktur naik 0,27%, sektor properti naik 0,39%, sektor primer naik 0,18%, dan sektor non primer naik 0,18%.
Sedangkan sektor yang terkoreksi adalah sektor kesehatan turun 0,22% dan sektor teknologi turun 0,14%.
Saham yang menjadi Top Gainer hari ini, Victoria Investama (VICO) naik 34,83% atau 62 poin menjadi Rp 240 per saham. Sedangkan yang menjadi Top Loser hari ini, Panca Anugerah wisesa yang turun7,55% atau 12 poin menjadi Rp 147 per saham.