Bursa Wall Street Ditutup Naik Tajam 1,34%, Dampak Kebijakan The Fed
Bursa Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Senin (24/10) waktu Amerika Serikat (AS), atau Selasa (25/10) pagi waktu Indonesia.
Hal ini memperpanjang kenaikan pekan lalu karena tanda-tanda pelemahan ekonomi menunjukkan efek dari kebijakan agresif bank sentral AS Federal Reserve yang bertujuan untuk mendinginkan ekonomi, sehingga menahan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade mulai berakar.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 1,34% atau 417,06 poin menjadi 31.499 poin. Indeks S&P 500 naik 1,19% atau 44,59 poin ke level 3.797. Indeks Komposit Nasdaq menguat 0,86% atau 92,9 poin dan ditutup di level 10.952.
Di antara 11 sektor utama di S&P 500, sembilan sektor berada di zona hijau, dengan kenaikan terbesar pada sektor perawatan kesehatan, sementara sektor material dan real estat mengakhiri sesi di zona merah.
Ketiga indeks utama saham AS memperoleh momentum sepanjang sesi pertama pekan yang penuh sesak dengan profil laporan keuangan perusahaan yang tinggi dan data ekonomi pending.
Laporan dari S&P Global menunjukkan kontraksi dalam aktivitas bisnis bulan ini menawarkan petunjuk bahwa rentetan kenaikan suku bunga yang curam oleh The Fed memiliki efek yang diinginkan, meningkatkan harapan bahwa bank sentral dapat mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga dana The Fed.
"Ini pertanda ekonomi melambat dan apa yang dilakukan The Fed berhasil. Mereka mungkin mencapai tujuan mereka dan kita mungkin mendekati kuartal IV kenaikan suku bunga, untuk menggunakan analogi sepak bola," ujar Presiden Chase Investment Counsel asal Virgina, Peter Tuz, dikutip dari Antara, Selasa (25/10).
Harga saham Tesla Inc merosot 1,5% setelah produsen mobil listrik memangkas harga untuk mobil model 3 dan model Y sebanyak 9% di Cina, menandakan melemahnya permintaan di pasar mobil terbesar di dunia.
Saham perusahaan Cina yang tercatat di bursa AS, seperti Pinduoduo, JD.com, dan Baidu Inc anjlok di kisaran 12% - 25% saat Presiden Xi Jinping memperkenalkan Komite Tetap Politbiro yang baru diisi dengan para loyalis.