IHSG Sesi I Naik 0,25%, Mayoritas Bursa Asia Jeblok oleh Efek The Fed
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dalam zona hijau pada sesi pertama perdagangan Kamis (3/11) hari ini, dengan kenaikan 0,25% ke level Rp 7.033.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, nilai transaksi saham hari ini tercatat mencapai Rp 6,99 trilliun dengan volume perdagangan 13,870 miliar saham, dan frekuensi transaksi sebanyak 742.947 juta kali.
Tercatat 256 saham terkoreksi, 252 saham berada di zona hijau dan 163 saham tak bergerak. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini menjadi Rp 9,363 triliun.
Beberapa indeks saham bursa Asia mayoritas berada di zona merah, seperti Hang Seng turun 2,56%, Shanghai Composite turun 0,49%, Strait Times turun 1,29%. Sedangkan Nikkei 225 tak bergerak.
Melansir KB Valbury Sekuritas, saham Eropa secara umum berakhir di wilayah merah dengan DAX -0,61%, sebagai efek dari komentar Gubernur Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat.
IHSG diperkirakan akan merosot, sebagian besar dipengaruhi oleh prospek The Fed. Dari sisi domestik, angka inflasi terakhir yang lebih rendah dari perkiraan sedikit melegakan pasar. "Namun, kami melihat bahwa rupiah akan tetap di bawah tekanan pada sikap agresif AS," demikian tertulis dalam laporan hasil riset Valbury.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan, IHSG berada dalam trend bullish selama berada di atas level 6.995. Indikator teknikal menunjukkan MACD bullish, Stochastic overbought, di bawah support 7.017, candle lower low.
“Resistance pada perdagangan Kamis (3/11) berada di 7.052, 7.098, 7.135, 7.167 dengan support 6.979, 6.942, 6.902,6.856. Adapun perkiraan range di hari ini berada di 6.970 - 7.070,” kata Andri, Kamis (3/11).