Anjlok 11 Hari Beruntun, BEI Bakal Suspensi Saham GOTO?
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO mengalami auto rejection bawah (ARB) selama sebelas hari berturut-turut hingga perdagangan Senin (12/12) kemarin. Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih memantau pergerakan saham GOTO dan belum memutuskan untuk melakukan suspensi.
"Kami sampaikan bahwa Bursa selalu melakukan evaluasi atas perdagangan efek sebuah perusahaan tercatat," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, kepada media, dikutip Selasa (13/12).
Nyoman menegaskan, evaluasi tersebut dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan, keterbukaan informasi yang disampaikan, dan kondisi pasar secara keseluruhan.
Sebelumnya BEI telah meminta penjelasan kepada perusahaan karena fluktuasi harga saham yang cukup tajam. Tak hanya itu, otoritas bursa juga meminta decacorn teknologi Tanah Air itu untuk menjelaskan situasi yang terjadi kepada para pemegang saham dengan menggelar paparan publik insidental.
Di waktu yang berlainan, Nyoman Yetna sebelumnya menjelaskan, pergerakan harga saham merupakan refleksi dari mekanisme pasar. Menurut dia, tindakan bursa atas pergerakan harga saham suatu perusahaan tercatat akan ditentukan apabila terdapat indikasi ketidakwajaran dari pergerakan saham tersebut.
"Apabila terdapat indikasi tersebut, bursa dapat menindaklanjuti dengan menyampaikan permintaan penjelasan bahkan melakukan suspensi saham," kata Nyoman kepada wartawan, Senin (5/12).
Sebagai informasi, penyusutan harga saham GOTO secara signifikan terjadi setelah perusahaan mengakhiri periode penguncian atau lock up saham perusahaan.
Emiten hasil merger perusahaan teknologi Gojek Indonesia dan Tokopedia ini ini menerapkan mekanisme lock up bagi para pemegang saham pra-IPO selama delapan bulan berakhir pada 30 November 2022. Jadi, terhitung 1 Desember 2022, seluruh saham yang dibatasi tersebut dapat diperdagangkan secara bebas di BEI.
Berdasarkan data perdagangan Selasa (13/12), harga saham GOTO berhasil rebound dengan kenaikan 19,54% ke level Rp 105 per saham setelah ditransaksikan dengan volume 15,43 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,42 triliun. Adapun, nilai kapitalisasi pasarnya bergerak naik menjadi Rp 124,36 triliun.