IHSG Anjlok 1,1%, Saham-saham Batu Bara Berguguran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (4/1) ditutup anjlok 1,10% ke level 6.813. Jebloknya indeks, antara lain dipicu oleh rontoknya saham emiten-emiten di sektor tambang batu bara.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham hari ini mencapai Rp 9,71 triliun dengan volume perdagangan 16,9 miliar saham dan frekuensi perdagangan sebanyak 1,19 juta kali.
Tercatat 369 saham berada dalam zona merah, 164 saham dalam zona hijau, dan 173 saham tak bergerak. Adapun nilai kapitalisasi pasar IHSG turun menjadi 9.453 triliun.
Saham-saham di sektor tambang dan energi, terutama batu bara anjlok. Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk jeblok 6,25% atau 220 poin ke level Rp 3.300 per saham, PT United Tractor Tbk turun 6,76% ke level Rp 24.150, PT Indo Tambangraya Megah Tbk turun 3,91%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,95% atau 110 poin menjadi Rp 3,620 per saham.
Selain sektor batu bara, harga saham energi seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 4,32% atau 75 poin ke level Rp 1,660 dan PT Elnusa Tbk turun 2,5% ke level Rp 312.
Sektor lainnya yang mengalami penurunan adalah sektor kesehatan turun 1,78%, sektor transportasi turun 1,54%, sektor industri turun 2,12%, sektor infrastruktur turun 1,01%, sektor keuangan turun 0,63%, sektor properti turun 1,04%, sektor primer turun 0,80%, sektor energi dasar turun 0,51% dan sektor non primer turun 0,25%.
Satu-satunya sektor saham yang berada di zona hijau adalah sektor teknologi dengan kenaikan 0,24%.
Penurunan IHSG hari ini sejalan denga bursa saham global. Head Of Research NH Korindo Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan, Indeks Wall Street ditutup melemah mengawali hari perdagangan saham pertama AS di tahun 2023. Pelemahan ini ditandai dengan kinerja indeks Dow Jones yang melemah tipis 10 pts dipicu oleh turunnya saham Tesla dan Apple masing-masing 12.2% & 3.7%.
Setelah Tesla tak dapat mencapai estimasi pengiriman kuartalan dan Apple mencapai harga terendah sejak Juni 2021 seiring rating downgrade karena adanya pemotongan produksi di China. Di sisi lain, USD menguat menyambut risalah FOMC Meeting yang akan dirilis, dengan ekspektasi sinyal lebih banyak pengetatan kebijakan moneter ke depan.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sebelumnya memproyeksikan, perekonomian global akan mengalami tantangan yang lebih berat pada tahun ini dibanding tahun lalu.
IMF memprediksi hampir dari separuh perekonomian dunia akan mengalami resesi pada tahun ini. Bahkan, kondisi tersebut juga akan dirasakan oleh jutaan orang yang tinggal di negara yang tidak mengalami resesi.
Adapun bursa saham Asia hari ini bergerak bervariasi. Indeks Nikkei 225 dan Strait Times turun masing-masing 1,45% dan 0,08%, edangkan Hang Seng dan Shanghai Composite naik masing-masing 3,22% dan 0,22%