Sejumlah Perusahaan Antre IPO di Februari, Mana yang Menarik?
Memasuki bulan kedua 2023, terdapat sejumlah perusahaan yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mulai dari perusahaan perbankan hingga bidang kontraktor pekerjaan pertambangan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan umum perdana (initial public offering/IPO) saham BEI per 19 Januari.
Perkiraan dana yang dihimpun akan mencapai Rp 49,5 triliun. Dia merinci, perusahaan pada sektor consumer cyclicals dan teknologi mendominasi pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.
Beberapa diantara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Yaitu, dua perusahaan pada sektor energi, satu perusahaan pada sektor finansial dan satu perusahaan pada sektor basic materials.
Perusahaan yang akan IPO salah satunya PT Hillcon Tbk (HILL) yang masa penawaran umumnya berakhir Kamis (26/1). Hillcon adalah perusahaan di sektor material dasar.
Setelah IPO saham HILL, perusahaan lain yang antre IPO di BEI adalah PT Haloni Jane (HALO) dan PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT), dan PT Vastland Indonesia Tbk (VAST).
PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK) juga tercatat sudah merampungkan proses bookbuilding. Rentang harga IPO saham PACK Rp 110-162 per saham.
Lalu, IPO saham apa saja yang mempunyai prospek menarik?
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan untuk emiten IPO saat ini yang menarik diperhatikan antara lain Hillcon dan Bank Sumut. HILL merupakan kontraktor tambang nikel, di mana saat ini industri nikel sedang memiliki prospek yang cerah terutama untuk kebutuhan terkait ekosistem kendaraan listrik.
Sebagai informasi, Hillcon akan melepas sebanyak 442,3 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah tersebut setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Jumlah saham yang ditawarkan juga lebih rendah dari rencana awal sebanyak 2,21 miliar saham.
Menurut prospektus, Hillcon menawarkan harga saham di kisaran Rp 1.250-2.000. Sehingga, dari IPO tersebut, perusahaan berpotensi meraih dana hingga Rp 884,6 miliar. Seluruh dana hasil dari IPO ini akan digunakan perseroan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu Hillconjaya Sakti atau HS.
Sedangkan Bank Sumut yang merupakan bank daerah juga akan IPO untuk kebutuhan modal kerja termasuk meningkatkan penyaluran kredit.
“Karena prospek pertumbuhan kredit akan terus meningkat seiring meningkatnya aktivitas ekonomi,” ujar Jono kepada Katadata.co.id Jumat (27/1).
Sebagai Informasi, Bank Sumut membidik dana segar Rp 1,49 triliun dari aksi IPO saham. Perseroan berencana menggunakan dana hasil IPO untuk pengembangan bisnis di luar Sumatera Utara. Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto mengatakan bahwa saat ini pihaknya juga sudah membuka cabang baru di Pekanbaru, Sumatera tengah.
“Bank Sumut punya cita-cita tidak hanya beroperasi di Sumatera Utara. Nantinya di tahun ini juga kita akan membuka cabang di Riau, di Jambi dan Palembang,” ujar Hadi dalam konferensi pers, Senin (9/1).
Hadi juga mengatakan bahwa aksi korporasi ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan Bank Sumut atas modal yang berasal dari APBD.
Jono menambahkan, para pelaku pasar modal perlu memperhatikan rencana penggunaan IPO para calon emiten yang akan melantai. “Dana IPO apakah lebih untuk ekspansi bisnis atau pembayaran utang,” ujar dia.
Kemudian Jono juga mengatakan bahwa valuasi saat IPO juga harus diperhatikan agar tidak membeli saham yang terlalu mahal.
“Dan track record underwriter IPO juga bisa diperhatikan karena beberapa underwriter dikenal dapat menjaga harga saham setelah IPO,” tutup Jono.