Kejatuhan Silicon Valley Bank Menguatkan Rupiah
Rupiah ditutup menguat 0,47% ke level Rp 15.377 per dolar AS di pasar spot sore ini. Kejatuhan salah satu bank komersial AS, Silicon Valley Bank (SVB) memberi sentimen positif karena bank sentral AS, The Fed berpeluang mengurangi laju kenaikan suku bunga acuannya.
Mengutip Bloomberg, mata uang Asia ramai-ramai menguat sore ini. Yen Jepang menguat 1,33% dolar Singapura 0,2%, dolar Hong Kong 0,01%, baht Thailand 0,41%, ringgit Malaysia 0,56%, yuan Cina 0,34%, peso Filipina 0,34%, won Korsel 1,78%, dolar Taiwan 0,74%.
Analis DCFX Lukman Leong menyebut kejatuhan SVB pada akhir pekan lalu telah mendorong penurunan tajam pada imbal hasil alias yield obligasi AS dan indeks dolar AS.
"Kasus kejatuhan SVB memicu ekspektasi apabila The Fed akan less agresif dan berpotensi untuk bahkan tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC minggu depan," kata Lukman dalam catatan Senin (13/3) sore.
Pasar selama beberapa pekan terakhir telah menghindari risiko karena meningkatnya ekspektasi The Fed kembali agresif mengerek suku bunga seiring data tenaga kerja yang solid dan inflasi yang masih tinggi. Namun sentimen pasar berbalik risk on alias kembali masuk ke pasar aset berisiko setelah ada berita bahwa pemerintah AS akan menjamin dana nasabah di SVB.
Bank asal Amerika Serikat, Silicon Valley Bank bangkrut dan diambil alih oleh regulator pada Jumat (11/3). Ini adalah kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan 2008. Kejatuhan SVB tidak lepas dari momentum suku bunga The Fed yang terus menanjak sejak tahun lalu.
Pembuat kebijakan The Fed sendiri dijadwalkan bertemu pada 22 Maret 2023. Sebelum SVB resmi dinyatakan bangkrut, mayoritas pasar berekspektasi suku bunga The Fed naik antara 25-50 bps. Namun kabar kejatuhan SVB memicu ekspektasi pasar berbalik, dengan kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan bunga.
Berdasarkan CME Group FedWatch Tool, probabilitas The Fed menahan suku bunga pada pertemuan mendatang sebesar 34%, meningkat dari akhir pekan lalu yang probabilitasnya nol. Sebaliknya, probabilitas kenaikan 50 bps turun tajam menjadi nol, dari akhir pekan lalu sebesar 40,2%.