IHSG Turun 0,21%, Saham BCA, BRI, Mandiri Ramai Diborong Investor
Walaupun sentimen kasus bangkrutnya Silicon Valley Bank mulai mereda, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,21% ke level 6.628 pada perdagangan Rabu (15/3).
Volume perdagangan mencapai 16,8 miliar dengan nilai transaksi Rp 11,9 triliun dan frekuensi 1,16 juta kali. Terdapat 320 saham terkoreksi, 232 saham zona hijau, dan 195 saham tak bergerak. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 9239 triliun.
Di tengah kejatuhan IHSG, investor aktif memborong saham-saham sektor perbankan seperti: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai transaksi Rp 1,2 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 584 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp 421 miliar.
Kinerja IHSG berkebalikan dengan laju seluruh bursa Asia yang mayoritas berakhir di teritori positif. Indeks Nikkei 225 naik 0,03%, Hang Seng menguat 1,57%, Shanghai Composite terangkat 0,55%, dan Strait Times menguat 1,32%.
Melansir riset Pilarmas Investindo Sekuritas, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) memberikan ketenangan terhadap pasar seiring dengan tingkat inflasi yang mulai melandai direspons positif oleh pasar.
Indeks Harga Konsumen AS atau US CPI secara bulanan turun dari sebelumnya 0,5% menjadi 0,4%. Sedangkan, IHK secara tahunan turun menjadi 6% dari sebelumnya 6,4%.
Sehingga, pasar berspekulasi meskipun The Fed masih memiliki ruang akan menaikan suku bunga acuannya namun cenderung kebijakan moneter yang tidak agresif.
Sementara dari dalam negeri, surplusnya neraca perdagangan turut menopang katalis positif. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis neraca perdagangan bulan Februari tahun ini tercatat sebesar sebesar US$ 5,48 miliar dikarenakan ekspor yang lebih tinggi yakni US$ 21.40 miliar, sedangkan impor hanya US$ 15,92 miliar.
“Tentunya ini memberikan indikator bagaimana perdagangan ekspor dan impor dalam negeri berjalan dengan baik yang tentunya didukung peningkatan demand and supply, sehingga ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dalam negeri,” dalam risetnya.
Hampir seluruh sektor saham Tanah Air pun berada dalam zona merah. Dipimpin oleh sektor energi dasar dengan penurunan hingga 0,95%. Saham seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) turun 6,08% atau 400 poin menjadi Rp 6,175 per saham.
Selanjutnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 6,82% atau 750 poin menjadi Rp 10,250 per saham dan PT Timah Tbk (TINS) turun 3,26% atau 35 poin menjadi Rp 1,040 per saham.
Sektor lainnya yang berada dalam zona merah antara lain, sektor teknologi turun 0,92%, sektor energi turun 0,46%, sektor infrastruktur 0,95%.
Selanjutnya, saham di sektor kesehatan turun 0,34%, sektor keuangan turun 0,16%, sektor primer turun 0,35%, sektor non primer turun 0,24%, dan sektor industri turun 0,12%.
Sedangkan, saham sektor transportasi berada dalam zona hijau dengan kenaikan hingga 1,02% dan sektor properti dengan kenaikan 1,02% dan sektor properti 0,33%.
Berikut deretan saham top gainers hari ini:
- PT Petrindo Jaya Jreasi Tbk (CUAN)
- PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN)
- PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA)
- PT Hillcon Tbk (HILL)
- PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL)
Top losers saham hari ini:
- PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
- PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO)
- PT NFC Indonesia Tbk (NFCX)
- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
- PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)