Saham Credit Suisse Melonjak, Bursa AS dan Eropa Berbalik Menguat
Setelah dibuat panik oleh krisis likuiditas bank investasi kakap Credit Suisse, kini indeks di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street mampu naik. Indeks berhasil rebound seiring tekanan yang murah mereda. Rebound saham adalah keadaan di mana harga saham naik dalam jangka waktu singkat setelah sebelumnya mengalami penurunan (bearish).
Wall Street rebound setelah sektor keuangan bangkit usai beberapa pemberi pinjaman terbesar di AS menyelamatkan First Republic Bank.
Pada penutupan perdagangan Kamis (16/3) atau Jumat pagi WIB, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 371,98 poin atau 1,17% ke 32.246,55, indeks S&P 500 menguat 68,35 poin atau 1,76% ke 3.960,28 dan Nasdaq Composite menguat 283,23 poin atau 2,48% ke 11.717,28.
Selain sektor keuangan, sektor teknologi juga berkontribusi pada penguatan dan membantu mendorong indeks Nasdaq ke kinerja terkuatnya sejak 2 Februari 2022.
Pada sesi kali ini, sentimen masih berasal dari kisah perbankan regional AS setelah kenaikan suku bunga 50 basis poin yang dilakukan European Central Bank (ECB), yang pada hari sebelumnya yang meredam sentimen investor yang sudah dirugikan oleh kekhawatiran krisis perbankan.
Institusi keuangan, termasuk JP Morgan Chase & Co dan Morgan Stanley, mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa mereka akan menyetor hingga US$ 30 miliar ke pundi-pundi First Republic Bank untuk menstabilkan kondisi perusahaan.
“Bank saling menjaga satu sama lain," kata kepala investasi Huntington Private Bank, John Augustine dikutip dari Reuters, Jumat (17/3).
Saham JP Morgan dan Morgan Stanley masing-masing naik 1,94% dan 1,89%. Sementara itu saham First Republic Bank melesat 9,98%.
Sentimen positif menyebar ke pemberi pinjaman regional lainnya, dengan Alliance Bancorp dan PacWest Bancorp masing-masing naik 14,09% dan 0,7%, menyusul awal yang negatif.
Indeks perbankan regional KBW naik 3,26%, sedangkan sektor perbankan pada indeks S&P 500 menguat 2,16%, karena kedua sub indeks membalikkan kerugian.
Kekhawatiran tentang bank telah mengguncang pasar saham dalam beberapa hari terakhir setelah runtuhnya Silicon Valley Bank memicu ketakutan efek lebih lanjut di sektor perbankan.
Sementara itu Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, sistem perbankan AS tetap sehat dan masyarakatanya dapat merasa yakin bahwa simpanan mereka akan tersedia saat dibutuhkan.
Tak hanya itu, saham Credit Suisse yang terdaftar di AS juga melonjak 19,15% setelah bank mendapatkan fasilitas kredit hingga US$ 54 miliar dari Swiss National Bank untuk menopang likuiditas dan kepercayaan investor.
Sementara itu, data menunjukkan jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu, menunjuk pada penguatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan, yang dapat membujuk The Fed untuk terus menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Angka penjualan ritel yang lemah, serta data yang menunjukkan tren penurunan inflasi produsen, pada hari Rabu telah mendukung taruhan kenaikan suku bunga kecil oleh Federal Reserve pada pertemuannya yang ditutup pada 22 Maret.
Pasar uang sebagian besar masih menghargai kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Fed pada pengumuman kebijakan 22 Maret.
Senada, Bursa Eropa juga mencatatkan kenaikan yang serupa. Saham-saham Inggris berakhir lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat (16/3), berbalik menguat dari penurunan tajam sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London bangkit 0,89% atau 65,58 poin menjadi menetap di 7.410,03 poin.
Saham-saham Jerman juga berakhir di wilayah positif dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt naik 1,57% atau 231,84 poin menjadi menetap di 14.967,10 poin.
Saham-saham Prancis ditutup lebih tinggi dengan indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris melonjak 2,03% atau 140,01 poin menjadi menetap di 7.025,72 poin.