Saham GOTO Terjun ke Level Rp 89 Usai Aksi Borong Manajer Investasi
Saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami tekanan pada awal perdagangan Selasa ini ke level Rp 89 per saham. Level ini menjadi yang terendah setidaknya dalam kurun sebulan terakhir.
Harga saham perusahaan gabungan Gojek dengan Tokopedia ini diperdagangkan pada kisaran Rp 89 sampai dengan Rp 98 per saham. Tak lama kemudian, saham GOTO kembali naik 3,19% atau 3 poin menjadi Rp 97 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 3,77 miliar dengan nilai transaksi Rp 350,9 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 24.563 kali dan kapitaal marketnya Rp 114,8 triliun. Jika dipantau dari data BEI, saham GOTO naik 7,69% secara tahunan.
Pada penutupan perdagangan Senin (10/4) kemarin, saham teknologi memang jatuh termasuk GOTO. Bahkan pada perdagangan sesi pertama kemarin sahamnya menyentuh batasan auto reject bawah dengan pelemahan 6,39%
Sebagai mana diketahui, saham teknologi memang mengalami tekanan. Tidak hanya di Indonesia, beberapa waktu yang lalu Bursa saham Wall Street, Amerika Serikat terkoreksi pada perdagangan Selasa waktu setempat. Saham di sektor teknologi mengalami penurunan cukup tajam.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 37,83 poin, atau 0,12%, menjadi 32.394,25, S&P 500 kehilangan 6,26 poin, atau 0,16%, menjadi 3.971,27 dan Nasdaq Composite turun 52,76 poin, atau 0,45%, menjadi 11.716,08. Indeks teknologi S&P 500 tercatat turun 0,5% pada hari Selasa, memperpanjang penurunan minggu ini, tetapi tetap naik tajam untuk kuartal tersebut.
Namun begitu, sejumlah pengelola reksa dana, perusahaan asuransi dan sekuritas di dalam negeri memborong saham GOTO hingga periode kuartal pertama tahun ini di saat investor lama seperti Softbank menjual sebagian kepemilikan sahamnya untuk merealisasikan keuntungan.
Berdasarkan data struktur pemegang saham GOTO sampai periode 31 Maret 2023, terdapat 226 investor reksa dana lokal yang berinvestasi di saham GOTO, dengan jumlah kepemilikan mencapai 23,1 miliar atau sekitar 1,95% dari total saham beredar.
Sebagai pembanding, pada akhir Desember 2022, baru 159 reksa dana yang berinvestasi di GOTO dengan jumlah kepemilikan mencapai 22,6 miliar atau sekitar 1,91% dari total saham beredar.
Dengan demikian, dalam 3 bulan terakhir, terdapat kenaikan 67 reksa dana yang memasukkan saham GOTO ke dalam keranjang investasinya. Jumlah kepemilikan sahamnya juga bertambah 515 juta lembar.
Untuk diketahui, perusahaan masih membukukan kerugian bersih yang belum diaudit senilai Rp 40,4 triliun sepanjang 2022. Kerugian itu membengkak 56% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya kerugian GOTO salah satunya disebabkan oleh penurunan nilaigoodwill yang mencapai Rp 10,9 triliun tahun lalu.