Wall Street Terkoreksi Dipicu Risiko Gagal Bayar Utang
Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (9/5). Pelemahan karena investor menjadi lebih berhati-hati menjelang laporan indeks harga konsumen dan pertemuan antara para pemimpin politik AS untuk membahas plafon utang. Bahkan ada kekhawatiran akan potensi gagal bayar utang pemerintah.
Melansir Reuters, investor akan mencari petunjuk apakah inflasi terus mereda setelah laporan indeks harga konsumen Departemen Tenaga Kerja pada hari Rabu.
Dow Jones Industrial Average turun 56,88 poin atau 0,17% menjadi 33.561,81. S&P 500 kehilangan 18,95 poin atau 0,46% menjadi 4.119,17. Begitupun dengan Nasdaq Composite yang turun 77,36 poin atau 0,63% menjadi 12.179,55.
Volume di bursa AS hanya sebanyak 9,35 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,68 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Pembicaraan mengenai plafon utang AS menambah kehati-hatian di pasar karena para pelaku pasar masih menunggu pembaruan rencana plafon utang dari pertemuan antara Presiden AS Joe Biden, Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy dan para pemimpin kongres lainnya di Gedung Putih.
Kekhawatiran akan potensi gagal bayar pemerintah membayangi Washington pada 1 Juni, jika kongres tidak bertindak untuk menyelesaikan kebuntuan.
"Secara keseluruhan ini adalah hari yang relatif ringan, tetapi plafon utang serta inflasi menyebabkan kecemasan," kata Direktur pelaksana perdagangan dan derivatif di Schwab Center for Financial Research, Randy Frederick.
Saham PayPal Holdings (PYPL.O) turun dan menekan S&P 500 setelah perusahaan memangkas perkiraan marginnya. Saham tersebut juga berada di antara hambatan teratas di Nasdaq.
Saham Skyworks Solutions Inc (SWKS.O) turun setelah perusahaan memperkirakan pendapatan kuartal saat ini dan laba di bawah perkiraan.