Saham Adaro Energy Anjlok, Akun Instagramnya Tak Bisa Diakses
Saham emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) anjlok 3,62% ke level Rp 2.660 per saham pada perdagangan awal pekan ini, Senin (15/5).
Kejatuhan saham Adaro tak lama berselang setelah viralnya aksi dua relawan Greenpeace Indonesia yang menolak rencana pembangunan PLTU dengan melakukan aksi membentangkan spanduk bertuliskan 'Stop Pembangunan PLTU Baru' pada Rapat Umum Pemegang Saham akhir pekan lalu, Jumat (11/5) di Jakarta.
Keduanya menolak keras rencana Adaro membangun PLTU batu bara baru di Kalimantan Utara. Meski tak lama, aksi keduanya langsung diamankan petugas ke luar ruangan.
"Pembangunan PLTU baru hanya akan memperburuk dampak krisis iklim, mencemari lingkungan, dan mencederai komitmen Indonesia dalam proses transisi energi," kata Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, Rahka Susanto, dalam unggahan di akun Twitter Greenpeace, dikutip Senin (15/5).
Unggahan itu pun menuai reaksi beragam dari warganet. Ada yang mendukung dan kontra dengan aksi tersebut. Namun, tidak lama setelah viralnya aksi ini, akun Instagram resmi Adaro Energy Indonesia turut menghilang.
❌ Ke RUPSnya Adaro cek prospek dividen
✅ Ke RUPS nya Adaro protes rencana pembangunan PLTU Batubara baru
Cuaca makin panas, krisis iklim sudah makin gawat, stop PLTU dan transisi energi segera. Jangan cari cuan saja tapi masyarakat luas yang kena dampaknya. pic.twitter.com/G44JlSy1X1— Greenpeace Indonesia (@GreenpeaceID) May 12, 2023
Pantauan Katadata.co.id, akun @adaroenergy tidak bisa diakses hingga Senin ini (15/5). Di mesin pencari tertulis, "halaman ini tidak tersedia, tautan yang Anda ikuti mungkin bermasalah, atau halaman mungkin sudah dihapus."
Adaro Energy Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. Sepanjang tahun 2022, produksi batu baranya mencapai 62,88 juta ton.
Baru-baru ini, perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen senilai US$ 1 miliar setara Rp 14,75 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.725 per dolar AS.
Besaran dividen tersebut setara 40,11% dari perolehan laba bersih sepanjang tahun 2022 yang senilai US$ 2,49 miliar atau sekitar Rp 36,66 triliun.
Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir mengatakan pencapaian perseroan dengan membukukan kinerja yang positif akan dimanfaatkan sebagai kesempatan mendukung upaya percepatan transformasi bisnis serta lebih ramah lingkungan.
"Pada bulan Januari 2023, kami telah membagikan dividen interim sebesar US$ 500 juta. Rapat ini memutuskan pembagian dividen tunai final sebesar $500 juta, sehingga total dividen yang kami bagikan untuk tahun buku 2022 berjumlah US$ 1 miliar," kata Boy Thohir, dalam keterangan resmi.