Usaha Grup Bakrie Kembali IPO, Berikut Kinerja 10 Emitennya di BEI
Grup Bakrie kembali mengantarkan perusahaan miliknya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Melantainya VKTR kian meramaikan sederet perusahaan milik Bakrie yang sebelumnya lebih dulu melakukan pencatatan saham di pasar modal Tanah Air.
Saat ini, perusahaan yang bergerak di bisnis bus listrik ini masih dalam proses penawaran umum perdana saham dengan menawarkan harga di kisaran Rp 100 - Rp 130 setiap saham.
Menurut prospektusnya, perusahaan akan melepas 87,5 juta lot saham dengan periode penawaran 26 - 31 Mei 2023 dan menargetkan perolehan dana IPO Rp 1,1 triliun. VKTR Teknologi Mobilitas akan menjadi perusahaan Grup Bakrie ke-sebelas yang melantai di BEI
Katadata mencatat, ada sepuluh perusahaan Bakrie yang saat ini melantai di BEI dengan sektor industri yang beragam. Mulai dari sektor energi, sektor telekomunikasi, maupun sektor properti. Berikut ini pergerakan saham emiten Grup Bakrie:
1. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 13.38 WIB, harga saham BNBR berada level Rp 60. Saat pembukaan perdagangan, saham BNBR merosot ke level Rp 59. Tak berlangsung lama, harga saham kembali pulih ke level Rp 63 sebagai harga tertinggi.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 87,2 juta dengan nilai transaksi Rp 5,32 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 9.957 kali, dengan rentang harga penjualan masih berkisar Rp 59 sampai Rp 63 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 1,33 triliun.
Melansir data BEI, saham BMBR merosot 21,79% secara tahun berjalan (year to date/yoy). Adapun, secara mingguan sahamnya melemah 3,17%, sementara sepanjang tiga tahun sahamnya tercatat meningkat positif 22%.
2. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 13.38 WIB, harga saham BUMI turun 3,77% ke level Rp 102 dari harga penutupan Jumat (26/5). Sejak pembukaan perdagangan, saham BUMI anjlok ke level Rp 105 serta menyentuh harga terendahnya Rp 99 per saham. Walau demikian, harga saham sempat naik ke Rp 108 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 912,86 juta dengan nilai transaksi Rp 92,42 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 8.222 kali, dengan rentang harga penjualan masih berkisar Rp 99 sampai Rp 108 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 37,87 triliun.
Melansir data BEI, saham emiten pertambangan batu bara ini merosot 37,27% secara tahun berjalan (year to date/yoy). Secara mingguan, sahamnya tercatat melemah 14,41%, sementara sepanjang tiga tahun sahamnya positif 104%.
3. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Data perdagangan pada 13.50 WIB, harga saham BRMS yaitu Rp 119 per lembar. Dalam pembukaan perdagangan hari ini, saham BMRS bergerak positif ke level Rp 120 sebagai harga tertinggi serta menyentuh harga terendahnya Rp 117 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 260,14 juta dengan nilai transaksi Rp 31,62 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 5.674 kali, dengan rentang harga penjualan masih berkisar Rp 117 sampai Rp 125 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 16,87 triliun.
Mengutip data BEI, saham BMRS merosot 25,16% secara tahun berjalan (year to date/yoy). Secara mingguan, sahamnya tercatat melemah 9,16%, sementara sepanjang tiga tahun sahamnya melaju 107,33%.
4. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
Pada data perdagangan 13.50 WIB, harga saham ELTY berada di level Rp 50 per saham. Sejak pembukaan perdagangan, saham ELTY tidak memperlihatkan pergerakan saham atau stagnan. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 200 juta dengan nilai transaksi Rp 92,42 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 10 ribu kali.
5. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 13.50 WIB, harga saham emiten perkebunan Bakrie ini naik 1,79% ke level Rp 114 dari harga penutupan Jumat (26/5) Rp 112 per lembar. Dari pembukaan perdagangan, saham UNSP bergerak naik dengan level tertingginya yaitu Rp 115 per saham
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 23,4 ribu dengan nilai transaksi Rp 2,67 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 17 kali, dengan rentang harga penjualan masih berkisar Rp 113 sampai Rp 115 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 285,02 miliar.
Melansir data BEI, saham UNSP merosot 10,16% secara tahun berjalan (year to date/yoy). Secara mingguan, sahamnya tercatat melemah 0,86%, sementara sepanjang tiga tahun sahamnya positif 64,29%.
Selanjutnya: Kinerja Saham VIVA hingga ENRG