IHSG Turun Meski BI Tahan Suku Bunga, Sektor Keuangan Naik Sendirian
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berada dalam zona merah dengan penurunan 0,75% ke level 6.652 pada penutupan perdagangan Kamis (22/6). Volume perdagangan mencapai 20,4 miliar dengan nilai transaksi Rp 8,50 triliun dan frekuensi 1,16 juta kali.
Para investor aktif mentransaksikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi Rp 513,7 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 439,3 miliar. Adapun sektor keuangan menjadi satu-satunya sektor dalam zona hijau dengan kenaikan 0,18%. Di mana penguatan tertinggi dialami oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebesar 3,05% ke posisi Rp 1.690.
Kenaikan itu seiring hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 Juni 2023 yang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Revers Repo Rate sebesar 5,75%.
Terdapat 298 saham dalam zona merah, 214 dalam zona hijau, dan 235 lainnya tak bergerak. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.476 triliun.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, proyeksi suku bunga BI telah diekspektasikan oleh pelaku pasar. Di mana suku bunga yang dipertahankan di level saat ini akan lebih baik daripada dinaikkan. Adapun dengan stabilnya BI rate ini, para pengusaha memiliki sedikit kepastian terkait tingkat bunga.
Sementara soal penurunan IHSG hari ini menurutnya lebih disebabkan pelemahan indeks global karena proyeksi kenaikan Fed Rate di masa depan. “Kemungkinan ada net sell asing karena kenaikan Fed Rate berpotensi membuat saham dilanda profit taking,” katanya kepada katadata.co.id, Kamis (22/6).
Menurut Martha, beberapa sektor akan diuntungkan dengan stabilnya suku bunga acuan BI ini. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor-sektor yang sensitif dengan suku bunga seperti perbankan, properti, dan otomotif.
Sedangkan sektor teknologi yang dirugikan dengan peningkatan suku bunga, menurutnya tidak akan terlalu mendapatkan dampak dari stabilnya suku bunga acuan. Dia menilai sektor teknologi akan lebih erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan belanja konsumen.
Melansir riset Pilarmas Investindo Sekuritas, keputusan BI tentunya sebagai bentuk sinergi dalam menjaga stabilitas moneter dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pergerakan bursa Asia mayoritas berada dalam zona merah. Nikkei 225 turun 0,92% dan Strait Times turun 0,05%. Sedangkan Hang Seng dan Shanghai Composite stagnan.
Hampir seluruh sektor saham Tanah Air pun berada dalam zona merah. Dipimpin oleh sektor teknologi yang terkoreksi hingga 2,07%. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 2,54% atau 3 poin menjadi Rp 115 per saham, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 2,75% atau 6 poin menjadi Rp 212 per saham dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga ambruk 5,23% atau 40 poin menjadi Rp 725 per saham.
Sektor lainnya yang berada dalam zona merah antara lain, sektor infrastruktur turun 1,06%, sektor properti turun 0,42%, sektor non primer turun 0,89%, sektor industri dasar turun 0,64%, sektor kesehatan turun 0,02%, sektor transportasi turun 0,31%, sektor industri turun 0,10%, sektor energi turun 0,11%, dan sektor primer turun 0,08%.
Top gainers saham hari ini:
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
- PT Black Diamond Resources Tbk (COAL)
- PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
Top losers saham hari ini:
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
- PT Indosat Tbk (ISAT)