Saham 11 Emiten Baru IPO Terjun di Bawah Gocap
Sebanyak 11 emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2022 sampai dengan pertengahan Juni tahun ini jatuh ke harga di bawah Rp 50 alias gocap.
Nilai tersebut lebih rendah dari nilai terkecil harga saham di bursa. Mayoritas, saham-saham yang jatuh di bawah gocap ini merupakan perusahaan yang masuk di papan akselerasi, atau papan khusus yang ditujukan bagi pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah menghimpun dana di bursa.
Katadata.co.id mencatat, kesebelas emiten itu antara lain, PT Menn Teknologi Tbk (MENN) yang melantai pada 18 April 2023. Perusahaan yang bergerak di sektor teknologi ini melepas harga IPO Rp 78 per saham. Namun, saat ini harganya jatuh ke level Rp 47 per saham.
Kedua, PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL). Perusahaan yang bergerak di bisnis makanan dan minuman ini menawarkan harga IPO Rp 110 per saham dan melantai pada 6 Januari 2023 lalu. Namun kini, sahamnya karam ke level Rp 24.
Ketiga, perusahaan penyedia jasa bimbel, PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), yang tercatat di bursa pada 11 Januari 2023 ini harga sahamnya juga jatuh ke level Rp 48 per saham dari harga penawaran umum Rp 188 per saham.
Emiten lain yang sahamnya jatuh setelah IPO di tahun 2022 ialah PT Isra Presisi Tbk (ISAP). Saham perusahaan yang bergerak di bisnis industri mesin dan perkakas mesin ini jatuh ke level Rp 23 per saham dari harga IPO Rp 96 per saham.
Perusahaan kelima, PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) juga jatuh ke harga di bawah gocap, tepatnya Rp 29 per saham. Perusahaan tercatat menawarkan harga saham IPO senilai Rp 75 setiap sahamnya.
Selanjutnya, perusahaan yang bergerak di bisnis alat-alat kebersihan, PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN), sahamnya juga merosot ke level Rp 36 per saham dari harga IPO-nya Rp 100 per saham. Padahal, perusahaan baru melantai pada 9 Agustus 2022 lalu.
Emiten lainnya yang juga sahamnya jatuh di bawah gocap ialah PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) di level Rp 43 per saham dari harga IPO Rp 100 per saham. Lalu, saham PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) terbenam ke level Rp 20 setiap saham.
Selanjutnya, saham PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) sahamnya anjlok ke level Rp 50 per saham, PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) merosot ke level Rp 20 per saham dan PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (BAUT) Rp 50 per saham dari harga IPO Rp 100.
Secara terpisah merespons banyaknya saham baru IPO tapi merosot ke bawah Rp 50, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan proses pencatatan saham perdana selama ini telah dilakukan secara selektif.
"Pembentukan harga saham merupakan hasil dari dinamika antara penawaran dan permintaan dalam perdagangan. Sehingga jika ada harga saham yang jatuh mendekati Rp 1, berada di luar kendali BEI," ucap Iman, dalam konferensi pers Rabu (28/6).
Sedangkan, Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, otoritas bursa telah menyaring calon emiten secara selektif dengan mengetatkan penilaian terhadap model bisnis, indikator fundamental, kelangsungan usaha hingga indikator legal. Dengan penilaian tersebut, probabilitas untuk sebuah perusahaan bisa lolos dan melantai di bursa diperkirakan sebesar 70%.