BEI Bahas Wacana IPO Freeport, Ini Kabar Terbarunya
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan soal penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Freeport Indonesia. Perusahaan tambang terkemuka di dunia tersebut memang sudah lama digadang-gadang untuk go public.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, bursa terus melakukan pemantauan terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi untuk mencatatkan sahamnya.
Nyoman mengaku BEI mengajak perusahaan-perusahaan yang layak IPO dengan mengajak diskusi perusahaan-perusahaan sekuritas. Salah satunya dengan Freeport.
"Kami dan Mandiri Sekuritas sekarang mau bertemu untuk membahas perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi untuk mencatatkan sahamnya," katanya kepada wartawan di Gedung BEI, Rabu (7/7).
Dia mengatakan, untuk mengajak perusahaan-perusahaan yang melantai perlu untuk meninjau potensi perusahaan tersebut. "Kami akan membicarakan, termasuk Freeport dan semua perusahaan yang berpotensi," ucap Nyoman.
Adapun pemerintah berencana untuk menambah kepemilikan porsi sahamnya di PT Freeport Indonesia menjadi 61% lewat mekanisme perpanjangan kontrak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi Freeport.
Adapun IUPK Operasi Produksi Freeport akan berakhir pada 2041. Langkah itu ditujukan untuk menambah pendapatan negara dalam jangka panjang dari pemanfaatan sisa potensi sumber daya mineral yang terkandung di tambang Grasberg, Papua.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pembahasan dari upaya divestasi lanjutan saham Freeport berada di jalur yang cukup progresif. Langkah itu kian positif seiring potensi utang BUMN dalam mengambil alih saham mayoritas 51% Freeport pada 2018 lalu akan lunas pada tahun depan.