Riset DBS Ramal IHSG akan Reli pada Semester II, Ini Sektor yang Cuan
Tim riset DBS Bank memperkirakan kinerja pasar saham akan naik atau reli pada semester kedua tahun ini. Saham-saham di sektor perbankan, konsumsi, serta telekomunikasi akan naik paling kencang.
"Secara perbandingan, dari tim riset DBS menganggap bahwa market saham paling prospektif di semester kedua 2023 adalah Indonesia dan Hong Kong yang merepresentasikan market Cina, sementara yang lain di ASEAN kita melihatnya netral," kata Kepala Tim Riset DBS Group Research Maynard Arif dalam diskusi dengan wartawan secara daring, Jumat (7/7).
Ia menyebut, IHSG kemungkinan akan menghadapi tekanan dalam jangka pendek. Namun menjelang akhir tahun, performanya kemungkinan membaik dengan ekspektasi bank sentral AS, The Fed mulai memberi sinyal dovish soal penghentian kenaikan suku bunga.
Pola ini sesuai dengan data historis yang menunjukkan bahwa kinerja pasar saham di global selalu menguat saat The Fed mulai menahan kenaikan suku bunga. Tren penguatan ini, tak terkecuali juga di dalam negeri.
"Jadi, kami melihat pada semester kedua mungkin market akan reli, masih akan menunggu kapan kebijakan The Fed berubah dari hawkish menjadi dovish atau menahan suku bunga," kata dia.
Selain dari eksternal, terdapat beberapa sentimen positif yang menjadi alasan ekspektasi reli pasar saham domestik di semester kedua ini, sebagai berikut:
- Tren inflasi yang membaik. Ini memberi angin segar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
- Dampak positif persiapan Pemilu terhadap ekonomi. Masa kampanye Pemilu 2024 akan dimulai akhir November sehingga dampak perputaran ekonomi dari belanja-belanja kampanye para kandidat diharap bisa mulai terasa terhadap perekonomian.
- Belanja pemerintah yang meningkat di akhir tahun.
- Munculnya El Nino yang berpotensi kembali memicu kenaikan harga akan menguntungkan sektor tertentu. terutama pertanian.
Maynard menyebut sektor-sektor yang akan mencatatkan kinerja positif pada paruh kedua tahun ini, yakni perbankan, konsumsi serta telekomunikasi.
"Sementara untuk sektor sawit ini sebenarnya tergantung kondisi El Nino-nya bagaimana, tapi kita cenderung lebih positif karena cuaca yang lebih panas tentunya bisa berdampak juga ke produksi dan harga komoditas," kata Maynard.
Namun, ia masih berhati-hati terkuat prospek sektor energi dan logam. Pasalnya, harga komoditas sektor ini masih volatile dan ada potensi pendapatan atau kinerja korporasi di sektor tersebut di bawah ekspektasi.
Sementara sektor kesehatan, properti dan ritel masih cenderung netral. Ini karena pertumbuhannya usahanya mungkin tidak akan sekuat tahun lalu tetapi secara valuasi masih menarik.