Bos APEI Ungkap Penyebab Saham Emiten Baru yang Anjlok Usai IPO

Patricia Yashinta Desy Abigail
27 Juli 2023, 11:35
Bos APEI Ungkap Penyebab Saham Emiten Baru yang Anjlok Usai IPO
Katadata/Zahwa Madjid
Ilustrasi pencatatan saham perdana. APEI merespons perihal banyaknya saham emiten yang sudah IPO justru anjlok.

Jumlah emiten yang melantai di pasar modal Tanah Air hingga saat ini sudah mencapai 51 perusahaan, hanya terpaut 6 emiten dari target 57 pencatatan saham yang ditetapkan otoritas bursa di tahun ini.

Namun, dari banyaknya perusahaan yang melantai, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum juga menembus level psikologis 7.000. Selain itu, beberapa perusahaan yang baru melantai di bursa, harga sahamnya justru mengalami penurunan. 

Menanggapi hal ini, President Director Aldiracita Sekuritas Indonesia yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Rudy Utomo mengatakan penurunan harga saham perusahaan setelah IPO salah satu sebabnya karena investor yang masih berinvestasi jangka pendek.

"Ini yang perlu edukasi untuk pada investor-investor retail bahwa 'ini investasi', jangan trading," kata Rudy, kepada wartawan, dikutip Kamis (27/7).

Menurutnya, jika berinvestasi jangka panjang ada peluang propek perusahaan lebih bagus misalnya di paruh tahun atau satu setengah tahun ke depan. Sehingga menjadi penting untuk meningkatkan literasi dan edukasi terhadap para investor.

Rudy juga menjelaskan saham-saham perusahaan yang memiliki prospek berkelanjutan, itu yang dipilih para investor.

Selain itu, dirinya juga menjelaskan terkait emiten-emiten yang sudah berhasil IPO, namun tak mampu menggerakkan IHSG. Menurutnya, ini disebabkan oleh nilai kapitalisasi pasar 51 emiten yang sudah melantai bursa tahun ini tidak semua perusahaan memiliki nilai kapitalisasi yang besar.

"Kapitalisasi yang besar otomatis itu menyebabkan kenaikan IHSG," katanya.

Namun, Rudy menjelaskan fokus investor bukan nilai IHSG, tetapi bagaimana keberlanjutan dari emiten itu dalam menghasilkan laba. Sebab, keberlanjutan dan laba yang dihasilkan perusahaan lebih penting untuk investor.

Katadata mencatat, beberapa perusahaan yang telah IPO harga sahamnya merosot seperti PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL) yang memasang harga perdana Rp 188, kini harga sahamnya tinggal Rp 45 per Rabu (26/7).

Selain itu, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) yang sahamnya berada di level Rp 50 per saham dari semula Rp 108 per saham. Lalu ada PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) yang kini hanya Rp 24 dari harga perdana Rp 110 per saham.

Secara terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna memberikan komentar terkait penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham yang ideal.

Dia mengatakan, perusahaan yang akan melakukan IPO saham memiliki tujuan masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi perusahaan. "IPO dikatakan berhasil jika ekspektasi dan tujuan IPO yang ditetapkan oleh pemegang saham dan jajaran manajemen dapat terpenuhi baik," katanya kepada wartawan, Rabu (26/7).

Menurut Nyoman, keberhasilan IPO tidak hanya ditentukan dari besaran dana yang diperoleh di pasar primer, tapi juga performa di pasar sekundernya. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...