JP Morgan Revisi Target Baru Harga Saham Mitratel, Berikut Penyebabnya
Perusahaan bank investasi global, JP Morgan merevisi naik target harga saham perusahaan menara BUMN, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menjadi Rp 910 hingga Juni 2024 dari sebelumnya Rp 900 per unit.
Dalam riset teranyar, JP Morgan menaikkan estimasi perolehan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) Mitratel sepanjang tahun 2023 dan 2024 1% karena ekspekstasi belanja modal yang lebih rendah.
JP Morgan menggulirkan target harga MTEL sampai Juni 2024 dan memperoleh target harga sebesar Rp910. Target harga tersebut berbasis pada EV/EBITDA sebesar 11,5 kali.
"Kami menegaskan kembali rekomendasi Overweight untuk saham Mitratel," tulis riset JP Morgan, dikutip Senin (7/8). Target harga dari JP Morgan setara dengan potensi kenaikan 31% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu di Rp 695 per unit.
JP Morgan merevisi proyeksi jumlah tower MTEL pada tahun ini mencapai 37.718 tower dan mencapai 38.468 tower pada 2023. Jumlah tenant akan mencapai 57.646 tenant pada 2023 dan meningkat jadi 60.754 pada 2024.
Dari sisi pendapatan MTEL pada tahun ini mencapai Rp8,55 triliun dan meningkat jadi Rp9,3 triliun pada 2024. EBITDA yang disesuaikan pada tahun ini diproyeksi menembus Rp6,86 triliun dan pada 2024 sebesar Rp7,54 triliun. Sedangkan, dari sisi laba bersih, MTEL diproyeksi meraih Rp2,08 triliun pada akhir 2023, dan sebesar Rp2,41 triliun pada akhir 2024.
Untuk diketahui, Mitratel meraih laba bersih Rp1,02 triliun pada Semester I-2023, atau meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 892 miliar. Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan jumlah tenant, monetisasi bisnis serta peningkatan efisiensi kinerja perusahaan.
Pendapatan perusahaan naik 10,8% menjadi sebesar Rp 4,13 triliun. Segmen bisnis Tower memiliki kontribusi terbesar terhadap pendapatan sebesar 93,2%. Sedangkan segmen bisnis Mitratel lainnya yang masih terkait bisnis menara membeli porsi 6,8% terhadap keseluruhan pendapatan.
Mitratel pada akhir semester I-2023 memiliki 36.719 menara atau meningkat 27,6% dari periode yang sama tahun lalu. Terdapat penambahan menara baru sejumlah 1.301 yang mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan dengan kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Sejalan dengan peningkatan jumlah menara, jumlah tenant meningkat 24,6% menjadi 54.718 tenant.
Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.354 di Jawa dan 21.365 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. Dari sisi tenancy, penambahan tenant di luar jawa sebesar 26%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 22%.
Hingga sesi kedua perdagangan Senin berakhir (7/8), harga saham MTEL terpantau diperdagangkan pada rentang Rp 690 hingga Rp 705 setiap saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 58,05 triliun. Sejak awal tahun, harga saham perusahaan masih terkoreksi 13,13%.