Strategi Patrick Walujo Pacu Bisnis GOTO Dekati Target Profit
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) baru merilis laporan kinerja keuangan kuartal kedua tahun ini atau semester I-2023 secara year on year (yoy).
Dari paparan kinerja, tampak GOTO mengalami pertumbuhan sangat baik secara keseluruhan. Tak hanya dari sisi pendapatan bersih tetapi juga perbaikan rugi bersih dan EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA).
GOTO berhasil menekan rugi bersih atribusi entitas induk menjadi Rp7,16 triliun, berkurang 48 persen dari realisasi semester I-2022 yang rugi mencapai Rp13,65 triliun.
Rugi kuartal kedua tahun ini turut berkurang drastis hingga 56 persen secara year on year, menjadi rugi bersih Rp3,31 triliun. Sementara itu, per Juni 2022 tercatat rugi bersih Rp7,56 triliun.
Pendapatan bersih GOTO melesat 102,35 persen dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp3,40 triliun, menjadi Rp6,88 triliun. Ini diperoleh dengan adjusted EBITDA membaik 69 persen menjadi Rp2,81 triliun secara yoy.
Untuk periode kuartal, induk dari Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial ini juga mencatat perbaikan EBITDA yang disesuaikan sebesar 72 persen (yoy) menjadi Rp1,2 triliun dari Rp4,32 triliun. Hal ini didorong peningkatan monetisasi dan optimalisasi insentif berkelanjutan.
Tim redaksi Katadata mencatat, setidaknya ada beberapa strategi andal dari Patrick Walujo selaku Direktur Utama GoTo.
Mengacu kepada siaran pers GOTO, Selasa (14/8), Patrick menyampaikan, sesuai komitmen perusahaan, GOTO sudah berada di jalur tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada 2023 ini. Perusahaan sedang mempersiapkan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan tersebut.
“GOTO akan terus beroperasi dengan mempertahankan kedisiplinan pengelolaan beban usaha, seiring beralihnya pilihan layanan kami untuk melayani pasar lebih luas,” ucapnya, dikutip dari siaran pers (16/8).
Tiga Strategi GOTO
Berdasarkan paparan resmi perusahaan, terungkap bahwa setidaknya ada tiga strategi utama Patrick, yakni optimasi biaya, integrasi ekosistem, dan perluasan pangsa pasar.
GOTO melakukan optimasi biaya melalui berbagai penghematan kuartalan sebesar Rp2,7 triliun secara year on year dari pengurangan insentif dan pemasaran produk.
Perseroan juga melakukan divestasi aset noncore untuk menekankan lebih banyak fokus kepada aset-aset yang profitabel. GOTO juga mengurangi biaya subsidi pengantaran barang dalam ekosistemnya hingga 15 persen melalui lini bisnis GOTO Logistics.
Secara beban keuangan, Patrick juga memangkas beberapa biaya-biaya yang terlihat dari laporan keuangan per Juni 2023.
Beban penjualan dan pemasaran diturunkan 48 persen menjadi Rp3,30 triliun, dari sebelumnya Rp6,35 triliun. Beban umum dan administrasi juga ditekan hingga 49 persen, menjadi Rp2,93 triliun dari Rp5,76 triliun. Beban pengembangan produk pun susut 15 persen, menjadi R 1,82 triliun dari Rp2,13 triliun.
Efisiensi tersebut selaras dengan apa yang disampaikan Jacky Lo selaku Direktur Keuangan Grup GOTO. “Kami terus mengelola beban usaha secara disiplin sesuai dengan tujuan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif dalam kuartal keempat tahun ini,” katanya.
Strategi berikutnya, integrasi ekosistem dengan menghubungkan seluruh layanan di dalam Grup GOTO, yakni layanan on-demand melalui Gojek, e-commerce melalui Tokopedia, financial technology melalui GoTo Financial, serta logistik melalui GoTo Logistics.
Sebelumnya, analis Mirae Asset Sekuritas Jennifer A Harjono berpendapat, sejalan dengan kehadiran Patrick sebagai CEO GOTO, ada potensi sinergi di antara perusahaan di bawah Patrick (Grup Northstar), termasuk Bank Jago. Pasalnya, sahamnya juga dimiliki Gopay sebesar 21,40 persen per Juni 2023.
“Ke depan, diperkirakan pinjaman dari GOTO Financial akan bertumbuh dengan pesat. Namun, untuk sinergi dengan ARTO kami masih perlu wait and see,” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (9/6).
Manajemen GOTO menjelaskan, perseroan terus meningkatkan skala pemberian pinjaman pada 2023 dengan kolaborasi erat bersama Bank Jago. Hal ini dilakukan sembari terus membangun portofolio kredit kompetitif dengan manajemen risiko kredit secara efektif.
Strategi lain adalah perluasan pangsa pasar. Salah satu strategi apik, yakni peluncuran aplikasi GoPay di Agustus 2023. Hal ini memungkinkan GOTO memperluas basis pengguna secara lebih inklusif di luar platform Gojek dan Tokopedia.
“Perseroan akan terus memperluas basis konsumen tanpa menggunakan insentif yang tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang,” ujar Patrick.