Laba Bayan Turun, Low Tuck Kwong Tetap Orang Terkaya No 1 di Indonesia
Pemilik perusahaan tambang batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Low Tuck Kwong kembali bercokol di posisi puncak sebagai orang terkaya di Indonesia. Melansir data The Real Time Billionaire List yang dirilis Forbes.com, pada Senin ini (4/9), kekayaan Low Tuck Kwong bertambah US$ 28 juta menjadi US$ 26,1 miliar.
Kekayaan Low Tuck Kwong lebih tinggi dari pemilik Grup Djarum, R Budi Hartono yang berada di posisi kedua dengan nilai kekayaan bersih mencapai US$ 25,9 miliar, sedangkan Michael Hartono di posisi ketiga dengan kekayaan bersih mencapai US$ 24,8 miliar. Hartono juga berada di urutan ke-58 orang paling kaya di dunia.
Untuk diketahui, kekayaan Low Tuck Kwong melesat bisnis tambang batu bara. Kekayaan bersihnya naik tajam dari sebelumnya di kisaran US$ 3,7 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 25,5 miliar saat ini. Padahal, pada periode 2013 sampai dengan 2022, kekayaan bersihnya di bawah US$ 4 miliar.
Pada periode semester pertama tahun ini, Bayan Resources, perusahaan yang sahamnya dikendalikan Low Tuck Kwong, membukukan laba bersih senilai US$ 723,85 juta atau sekitar Rp 11,03 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 15.242 per dolar AS.
Perolehan laba Bayan mengalami penurunan 25,43% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya US$ 947,39 juta atau sekitar Rp 14,44 triliun.
Emiten bersandi BYAN ini meraup pendapatan sebesar US$ 2,03 miliar, naik 1,70% dibanding tahun sebelumnya US$ 2 miliar. Namun, beban pokok pendapatannya juga naik menjadi US$ 975,76 juta dibanding semester pertama 2022 lalu senilai US$ 632,03 juta.
Berikut daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes hingga awal September 2023:
1. Low Tuck Kwong US$ 26,1 miliar
2. R. Budi Hartono US$ 25,9 miliar
3. Michael Hartono US$ 24,8 miliar
4. Prajogo Pangestu US$ 8,7 miliar
5. Sri Prakash Lohia US$ 6,8 miliar
6. Tahir & Keluarga US$ 5,7 miliar
7. Chairul Tanjung US$ 4,9 miliar
8. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono US$ 4,3 miliar
9. Djoko Susanto US$ 4,3 miliar
10. Dewi Kam US$ 4,2 miliar