Larangan iPhone di Cina Meluas, Kapitalisasi Apple Anjlok Rp 3.000 T
Nilai kapitalisasi pasar saham perusahaan teknologi, Apple Inc rontok US$ 200 miliar atau sekitar Rp 3.000 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS. Merosotnya kapitalisasi pasar Apple imbas rencana pemerintah Cina memperluas pembatasan penggunaan iPhone di Negeri Tirai Bambu.
Saham Apple ditutup melemah 2,9% pada Kamis kemarin, mendorong penurunan terdalam sejak penutupan hari Selasa menjadi 6,4% dan menjadi salah satu aksi jual paling tajam dalam dua hari di tahun ini.
Kejatuhan saham Apple turut berimbas pada bursa Wall Street. Perusahaan ini membawa bobot indeks terbesar di S&P 500 dan Nasdaq Composite. Namun, pada Jumat ini, sahamya mulai berbalik menguat atau rebound 0,35% ke level US$ 178 dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 2,79 triliun.
Penurunan saham Apple terjadi setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa pejabat pemerintah Tiongkok telah diperintahkan untuk tidak menggunakan iPhone untuk bekerja.
Sebagaimana diketahui, Cina merupakan pasar terbesar ketiga penjualan produk Apple terbesar secara global. Kebijakan ini dinilai akan berdampak pada penurunan pendapatan Apple karena Cina memberi andil 18% terhadap pendapatan perusahaan yang didirikan mendiang Steve Jobs itu.
Tidak hanya itu, Cina juga menjadi basis produksi untuk hampir seluruh produk yang dibuat oleh Apple.
Sementara itu, mengutip CNBC International, larangan terhadap semua pegawai pemerintah dapat mengurangi penjualan unit iPhone di Tiongkok sebanyak 5%. Analis Bernstein Toni Sacconaghi menulis dalam catatannya, hal ini akan menjadi ancaman yang lebih besar bagi Apple jika larangan tersebut memberikan sinyal bahwa masyarakat biasa harus melakukan hal yang sama: menggunakan barang elektronik buatan perusahaan Cina.
"Pembatasan penggunaan iPhone di kalangan pegawai pemerintah dapat berdampak negatif terhadap penjualan di kalangan konsumen," tulis Sacconaghi.
Di sisi lain, hal ini dapat menjadi bagian dari langkah pemerintah Tiongkok yang lebih luas untuk mempromosikan penggunaan teknologi dalam negeri.
Dan Niles, manajer portofolio di Satori Fund, mengatakan bahwa dia menjual sahamnya di Apple dan sekarang melakukan short short terhadap perusahaan tersebut, dengan alasan kemungkinan larangan pemerintah terhadap iPhone dan meningkatnya persaingan dari Huawei.