Wacana Subsidi PPN Beri Angin Segar ke Saham-saham Properti

Lona Olavia
24 Oktober 2023, 15:32
Wacana Subsidi PPN Beri Angin Segar ke Saham-saham Properti
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Suasana hunian mewah di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (4/6/2022).

Saham-saham sektor properti kompak bangkit pada perdagangan Selasa (24/10). Kenaikan harga saham-saham itu terjadi seiring munculnya pernyataan dari Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa pemerintah sedang menyiapkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN). 

Adapun pemerintah ingin memberikan insentif pembebasan PPn untuk rumah dengan harga yang akan diputuskan dalam rapat nantinya. Seperti misalnya rumah Rp 2 miliar, kemudian perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Selain itu, pemerintah juga akan menghapuskan biaya administrasi sebesar Rp 4 juta untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Kedua wacana insentif ini akan dibahas oleh pemerintah pada sore ini.

Investment Analyst Stockbit Arvin Lienardi mengatakan, dengan adanya insentif ini tentu saja bisa menjadi katalis positif untuk saham-saham properti. Apalagi beberapa hari terakhir ini, properti terkena sentimen negatif karena Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunganya 0,25% ke 6% per Oktober 2023.

“Subsidi ini juga bisa bisa jadi katalis untuk performa keuangan properti di kuartal empat 2023 sama tahun 2024,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (24/10).

Sementara untuk pra penjualan atau marketing sales sampai dengan September semuanya cukup in line dengan target. Bahkan jika keputusan ini langsung diterapkan, bisa membuat pra penjualan melebihi target.

“Soalnya berkaca dari peraturan subsidi PPN yang 2022 itu cukup membantu performa keuangan mereka di akhir 2022 dan awal 2023,” ucap Arvin.

Saat ini pemerintah hanya membebaskan PPN untuk pembelian rumah subsidi dengan harga Rp 162–234 juta per unit pada 2023 dan Rp 166–240 juta per unit pada 2024.

Sebelumnya, pada Maret 2021–September 2022, pemerintah pernah memberikan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun dengan harga maksimal Rp 5 miliar. Kebijakan terbukti mendongkrak laba bersih emiten properti pada semester satu 2023, dengan rata-rata laba bersih BSDE, CTRA, PWON, dan CTRA tumbuh 63,2% secara tahunan. 

Pada perdagangan Selasa (24/10) saham-saham di sektor properti ceria. Misalnya SMRA naik 6,93%, BSDE menguat 5,67%, CTRA terapresiasi 4,04%, dan PWON naik 3,52% di penutupan sesi satu. Penguatan pun terus berlanjut jelang penutupan sesi dua. Bahkan kenaikan IHSG di sesi satu tadi dipimpin oleh sektor properti yang naik paling tinggi hingga 2,09%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...