Lo Kheng Hong Jelaskan Bedanya Investor Saham, Spekulan dan Penjudi
Seorang investor saham bisa menjadi investor, spekulan bahkan bisa menjadi penjudi. Di pasar saham itu semua dimungkinkan, menurut Lo Kheng Hong. Namun hal tersebut kembali ke pemahaman sang investor. Dimungkinkan seperti membeli Mercy dengan harga Bajaj. Di mana hal itu hanya bisa didapatkan di pasar saham.
Investor kawakan yang biasa dipanggil Pak Lo tersebut memiliki cara untuk membedakan antara investor saham, spekulan, dan penjudi. Bagi seorang investor pasar saham yang telah menggeluti industri ini selama 34 tahun, menurutnya sangat penting untuk mengetahui saham apa yang akan dibelinya. Ibaratnya tidak membeli kucing dalam karung.
Penting bagi investor saham untuk membaca laporan tahunan perusahaan, siapa pengendali perusahaan, integritas para pemimpinnya, termasuk laba rugi dan aset, serta utang perseroan. Selain itu juga perlu diketahui price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV). Indikator-indikator itu lah yang mutlak dilihat pria berusia 64 tahun itu dalam mencari Mercy harga Bajaj.
“Kalau kita tahu semuanya, ini perusahaan bagus dan murah, dan kita membeli artinya kita sedang berinvestasi. Tapi kalau kita sama sekali tidak tahu, kita hanya dengar dari pialang, teman, tukang pom-pom, influencer, namun tak tahu sama sekali kondisi keuangannya, itu namanya berjudi, berspekulasi,” ujar Lo Kheng Hong dalam Seminar Utama Capital Market Summit and Expo 2023 di Main Hall BEI, dikutip Senin (30/10).
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa investor saham adalah mereka yang melihat faktor-fundamental perusahaan sebelum berinvestasi. Spekulan adalah orang yang tidak melakukan analisis dan lebih fokus pada pergerakan harga saham di saat membeli saham. Penjudi adalah orang yang berinvestasi berdasarkan perasaan atau keberuntungan semata, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor fundamental perusahaan dan indikator sahamnya.
Lo Kheng Hong berharap, dengan tren investasi saham yang terus meningkat maka pemahaman masyarakat tentang saham juga bisa ikut meningkat.
Secara sederhana, untuk menjadi investor saham yang sukses, sangat penting untuk melihat data kas perusahaan dari masa lalu, agar dapat memberikan gambaran yang lebih baik saat ini dan di masa depan.
“Belilah kinerja perusahaan yang bagus, kemudian kita menunggu sampai dia naik kembali. Cari, jangan pernah beli kucing dalam karung. Baca laporan keuangannya karena itu kunci keberhasilan seorang investor saham, tidak ada cara lain,” ujar Pak Lo.
Apalagi tren berinvestasi saham saat ini terus menunjukkan kenaikan. Data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan per September 2023 jumlah investor saham mencapai 5,02 juta investor saham, meningkat 13,27% secara tahun berjalan. Dari sisi demografi, investor saham masih didominasi oleh milenial dan gen Z dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31-40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80%.
Hal tersebut sejalan dengan tingkat pendidikan investor yang didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan jumlah 60,28%. Kepemilikan aset investor muda cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini memperlihatkan peningkatan antusiasme investor muda. Dari sisi pekerjaan, 32,86% investor merupakan pegawai, disusul dengan pelajar sebesar 26,50%.