Deretan Emiten Milik Prajogo Pangestu, Mana yang Menarik untuk Dibeli?
Konglomerat asal Indonesia Prajogo Pangestu kekayaannya meroket hingga mencapai US$ 58,2 miliar atau senilai Rp 901,51 triliun berdasarkan versi Forbes Real Time Billionaire, Jumat (8/12). Alhasil Prajogo Pangestu kini menempati posisi nomor 23 orang terkaya di dunia dan nomor satu di Indonesia.
Kunci yang membuat dirinya menjadi orang terkaya tersebut tak lain melalui kucuran dana dari emiten-emiten miliknya. Yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Namun, di antara kelima saham tersebut terdapat saham yang paling menarik. Head Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai bahwa Petrosea menarik sebab valuasinya masih terbilang wajar. Price to earning ratio (PER) PTRO mencapai 22,96 kali. Sedangkan price to book value mencapai 2,12 kali. Sukarno juga menargetkan untuk saham PTRO di level Rp 8.400 per saham.
Sedangkan saham-saham milik Prajogo lainnya sudah mencapai harga tinggi, namun masih ada potensi untuk melanjutkan tren naik dalam jangka pendek hingga menengah. Meskipun demikian, tetap perlu waspada terhadap kemungkinan aksi ambil untung dari para investor.
“Yang lain secara valuasi sudah mahal jadi tidak menarik kalau jangka panjang. Menariknya jangka pendek saja. Secara teknikal masih bisa lanjut uptrend juga yang lainnya,” kata Sukarno saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (8/12).
Adapun pada perdagangan siang ini pukul 14.00 WIB, saham Petrosea berada di level Rp 7.400 per lembar saham. Sedangkan nilai transaksinya 112,51 miliar dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 7,46 triliun.
Di samping itu, Equity Analis Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai, saham BREN dan BRPT lebih menarik. Price to earning ratio (PER) BREN siang ini mencapai 617,24 kali. Sedangkan price to book value mencapai 271,46 kali. Saham BREN berada di level Rp 7.025 per lembar saham dengan nilai transaksi nya 248,25 miliar dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 1.076 triliun.
Sedangkan PER BRPT siang ini mencapai 226,06 kali. Lalu price to book value mencapai 6,73 kali. Saham BRPT berada di level Rp 1.790 per lembar saham dengan nilai transaksinya Rp 1,28 triliun dan kapitalisasi pasarnya Rp 168,22 triliun.
Sementara dalam riset terbarunya yang dirilis Jumat (8/12) ini, Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan, Edward Lowis, dan Jeremy Hansen merekomendasikan beli BRPT sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan perusahaan panas bumi dan petrokimia terbesar dan berkembang pesat di Indonesia.
Anak perusahaannya yang baru saja melakukan IPO, BREN mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia, dengan kapasitas gabungan sebesar 886 MW. BREN berkembang pesat, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 1.200 - 2.000 MW pada tahun 2030.
Sementara anak perusahaan petrokimia TPIA mengoperasikan pabrik petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia, dengan total kapasitas 4,2 juta ton per tahun. Perusahaan menambah fasilitas baru untuk meningkatkan kapasitas sebesar 21%, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2026.
“Kami menghargai BRPT sebesar US$ 14,7 miliar menyiratkan Rp 2.500 per saham. BREN dan TPIA berkontribusi sebesar 68% dan 25% terhadap penilaian SOTP kami. Saham saat ini diperdagangkan dengan diskon tajam sebesar 61% terhadap nilai wajarnya,” tulis riset.
Sementara secara teknikal Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, saham Grup Barito masih layak untuk speculative buy atau trading buy. Untuk BREN ia rekomendasikan trading buy dengan support 7.775 dan resistance 8.150 per saham.
Pergerakan BREN saat ini masih berada pada fase uptrend dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun dapat dicermati volumenya sudah cenderung turun dibandingkan periode sebelumnya.
Dari sisi indikator, MACD masih berada di area positif dan masih menunjukkan adanya tanda penguatan (golden cross). Namun demikian waspadai penyempitan yang terjadi pada stochastic di mana terdapat pertanda deadcross.
Sedangkan untuk CUAN juga direkomendasikan trading buy dengan support 10.050 dan resistance 10.750 per saham. Pergerakan CUAN masih berada pada fase uptrend dan masih didominasi oleh munculnya volume pembelian, namun sudah cenderung kecil dibandingkan periode sebelumnya.
Dari sisi indikator, MACD masih berada di area positif dan masih menunjukkan tanda penguatan, namun waspadai stochastic yang sideways di area overbought.
Pada perdagangan Jumat (8/12) pukul 15.15 WIB, semua emiten Prajogo Pangestu kompak mengalami kenaikan. Seperti BREN naik 4,84%, TPIA 13,33%, BRPT 17,19%, CUAN 8,9%, dan PTRO juga naik 1,74%.
Sedangkan saham emiten perkebunan sawit PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) terbang 29,27%. Kenaikan luar biasa tersebut tampaknya berkaitan dengan investor yang menghubung-hubungkan saham GZCO dengan nama besar Prajogo Pangestu yang sedang hype.
Nama Prajogo Pangestu memang sempat menghiasi daftar pemegang saham GZCO di atas 5%. Namun dalam laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Oktober 2023, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Prajogo sudah tidak ada lagi di daftar tersebut. Begitu juga per 30 November 2023.