Santa Claus Rally, Analis Sebut Empat Emiten Blue Chip Ini Menarik
Menjelang akhir 2023, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat. Sebab terjadi aksi peningkatan portofolio yang dilakukan oleh investor besar, yang dikenal sebagai window dressing atau Santa Claus Rally.
Window dressing saham merujuk pada strategi yang dilakukan oleh manajer investasi ataupun perusahaan untuk meningkatkan performa saham atau portofolio saham yang dimilikinya. Sedangkan Santa Claus Rally adalah fenomena dimana terjadi kenaikan pada harga-harga saham pada minggu terakhir di bulan Desember.
Fokus utamanya terletak pada saham-saham unggulan atau blue chip, yang dinilai memiliki valuasi menarik untuk kembali diakumulasi. Ia mengatakan beberapa dari saham tersebut adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Robertus menyebutkan bahwa ASII memiliki rasio valuasi harga saham per laba (P/E) yang terus menurun, mendekati level pada Maret 2020. Padahal valuasi profitabilitas keuntungan ekuitas (ROE) meningkat. Tak hanya itu, TLKM juga telah mengalami peningkatan harga saham dan valuasi setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam.
Dia juga menyoroti saham blue chip lainnya, yakni EXCL yang valuasi rasio harga saham per nilai bukunya (P/BV) sudah turun di bawah 1x. Meskipun tingkat profitabilitas ROE tidak sebaik emiten lain di sektor yang sama, Robertus menilai bahwa saham EXCL cukup menarik, sebab perusahaan memiliki rencana besar untuk mengkonsolidasikan 750.000 pengguna jasa PT Link Net Tbk (LINK).
“Transaksi ini masih menunggu persetujuan regulator dan diharapkan selesai pada kuartal satu 2024,” ujar Robert dalam Media Day: December 2023-The Rising of Technology and Digital Economy in 2024 Capital Market, Kamis (14/12).
Saham blue chip lain yang menarik perhatian adalah AKRA. Ia mengatakan rasio P/E AKRA masih cenderung stagnan, meskipun profitabilitas ROE terus meningkat.
Di sisi lain, baru-baru ini perusahaan logistik BBM tersebut menetapkan proyeksi pertumbuhan laba bersih sebesar 12%-15% year over year pada 2024. Proyeksi ini didasarkan pada permintaan yang meningkat untuk BBM dan kimia dasar dari Kawasan Indonesia Timur, terutama dari industri pemurnian-peleburan hasil tambang dan mineral atau smelter. Hal ini menjadi faktor yang mendukung pertumbuhan perusahaan tersebut di masa mendatang.