Lion Air Dikabarkan Mau IPO, BEI Beri Informasi Berikut
Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan belum menerima laporan dari PT Lion Mentari Airlines (Lion Air). Hal itu terkait rencana Lion Air untuk menjadi perusahaan tercatat melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di BEI.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan hingga saat ini Lion Air juga belum masuk ke dalam pipeline IPO.
"Belum ada Lion Air. Yang tercatat saat ini kan ada 26 ya dan 26 itu relatif lebih banyak dari tahun sebelumnya yang prosesnya masih berlangsung," kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/1).
Sebelumnya, melansir Bloomberg pada Jumat (12/1), Lion Air disebut akan IPO dan kini sedang bekerja sama dengan para penasihat keuangan untuk mengeksekusi rencana tersebut. Sumber tersebut menerangkan, potensi tersebut dapat terlaksana pada akhir 2024 ini.
Aksi tersebut membuat maskapai penerbangan yang didirikan oleh Rusdi Kirana ini berpeluang meraih dana segar hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,78 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.563 per dolar AS.
Lion Air sebelumnya menargetkan dapat mencatatkan saham di BEI pada kuartal pertama tahun 2019, namun tertunda.
Apabila terealisasi listing, Lion Air akan menjadi salah satu dorongan besar bagi pasar pencatatan saham di Indonesia. Hal ini akan menambah jumlah emiten maskapai selain PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang sudah menjadi perusahaan terbuka di BEI.
Di sisi lain, BEI mencatat sampai dengan 12 Januari 2024 masih terdapat 26 perusahaan dalam antrean (pipeline) IPO. Salah satunya berasal dari sektor transportasi, namun sayangnya ternyata bukan dari Lion Air.
Selama tahun ini sudah ada 7 perusahaan telah mencatatkan saham perdana di BEI dengan dana dihimpun mencapai Rp 1,33 triliun.
“Dari 26 perusahaan tersebut, 6 perusahaan beraset skala besar di atas Rp 250 miliar, 18 perusahaan beraset skala menengah antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Lalu 2 perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp 50 miliar,” kata Nyoman.
26 perusahaan yang akan IPO tersebut berasal dari:
- 2 Perusahaan dari sektor barang baku
- 4 Perusahaan dari sektor barang konsumen non primer
- 6 Perusahaan dari sektor barang konsumen primer
- 1 Perusahaan dari sektor energi
- 5 Perusahaan dari sektor industri
- 1 Perusahaan dari sektor infrastruktur
- 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
- 5 Perusahaan dari sektor teknologi
- 1 Perusahaan dari sektor transportasi & logistik