Beban Pajak Tinggi, Asosiasi Nantikan Tax Amnesty di Industri Kripto
Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah transaksi kripto di Indonesia Rp 122,8 triliun per November 2023, turun 58% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dinamika Bitcoin
Pada awal tahun 2024, pasar Bitcoin (BTC) mengalami fluktuasi yang signifikan. Harga Bitcoin sempat mencapai puncaknya di US$ 48.000. Namun tidak lama setelah itu, harga kembali turun ke kisaran US$ 42.000, menandakan volatilitas yang tinggi di pasar.
Persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) atas ETF Bitcoin spot telah menarik perhatian para pelaku pasar kripto. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, yang mengamati dampak jangka pendek dari persetujuan ini terhadap volatilitas harga Bitcoin.
"Likuiditas BTC masih mungkin menuju US$ 40.000, dan akan menimbulkan reaksi berantai di seluruh pasar, FUD, sentimen negatif dan semacamnya. Bitcoin diperkirakan bakal berlabuh paling rendah di angka US$ 38.500. Dari sana, kemudian harga akan mengalami rebound ke angka US$ 39.000 hingga US$ 43.000," jelas Fyqieh.
Sementara menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve di akhir Januari mendatang, Fyqieh memprediksi pasar Bitcoin akan menjadi lebih aktif. Selain itu, komunitas kripto juga menantikan peristiwa halving Bitcoin yang diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap harga.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penting bagi Bitcoin, dengan volatilitas yang tinggi dan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar. Keputusan SEC, reaksi pasar, serta peristiwa penting seperti FOMC dan halving, semuanya akan berperan dalam menentukan arah harga Bitcoin ke depan.
"Meskipun ada ketidakpastian, prospek jangka panjang tetap positif, dengan adopsi yang terus berkembang dan peningkatan minat dari berbagai pihak," ujarnya.